Kasek Surabaya Lalui Enam Tahap Tes
Agar Benar-Benar Kompeten
SURABAYA – Rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur (Dikbud Jatim) menyelenggarakan seleksi bagi kepala sekolah (Kasek) dianggap wajar. Di Surabaya yang ingin menduduki jabatan kasek SMA maupun SMK pun harus menjalani tes lebih dulu.
Kasnoko, kepala SMAN 2 Surabaya, menyatakan bahwa seleksi Kasek di Surabaya sangat ketat. Bukan hanya sekali tes, prosesnya membutuhkan waktu lama. Calon Kasek yang akan menduduki jabatan harus lolos di beberapa tes yang ditentukan.
Awalnya, guru yang berminat menjadi Kasek harus mendaftar melalui online. Mereka menjalani tes melalui cara yang sama. ’’Bagi yang lolos tes, harus lolos tes berikutnya, psikotes,’’ ucap mantan kepala SMAN 15 Surabaya itu.
Selanjutnya, para guru yang akan menjadi pemimpin di sekolah tersebut diwajibkan mengikuti tes kesehatan. Mereka diminta menjalani fit and proper test di badan kepegawaian daerah (BKD). Bahkan, mereka harus melakukan uji publik di hadapan peserta ujian. Yang lolos ujian dapat memangku jabatan kepala sekolah.
Kasnoko pun tidak keberatan jika nanti Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah diberlakukan pada 2017. Dikbud tentu menyelenggarakan seleksi Kasek. Sebab, hal itu bertujuan positif. ’’Untuk memilih Kasek yang benar-benar kompeten,’’ jelasnya.
Martadi, ketua Dewan Pendidikan Jatim, pun menyetujui pemberlakuan tes untuk pemimpin sekolah. Namun, menurut dia, tes tersebut bukanlah barang baru. Sejak dulu, di Kota Pahlawan, para guru telah menjalani tes.
Bahkan, di Jatim pun ada lembaga yang khusus melakukan tes dan memberikan pelatihan secara instens untuk Kasek. Dengan begitu, mereka memiliki standar kepemimpinan yang dikehendaki. ’’Termasuk kemampuan entrepreneurship,’’ ungkapnya.
Dengan begitu, jelas dia, tiap Kasek memiliki kemampuan sesuai bidang masing-masing. Yakni, bukan sekadar ilmu pengetahui, tetapi juga praktik kepemimpinan. Harapannya, sekolah kian maju.
Kepala Dikbud Jatim Saiful Rachman menuturkan, sampai saat ini pola seleksi untuk Kasek masih dimatangkan. Yang pasti, pihaknya akan menggandeng lembaga tertentu untuk melaksanakan tes itu. ’’Tes oleh Dindik Provinsi Jatim dengan badan pendidikan dan pelatihan (ban diklat),’’ tegasnya.
Untuk diketahui, dengan diberlakukannya UU No 23 Tahun 2014 mendatang, seluruh SMA dan SMK berada di bawah Dikbud Jatim. Dengan begitu, penentuan Kasek pun melalui lembaga tersebut.
Di Jatim jumlah SMK diharapkan lebih banyak daripada SMA. Yakni, dengan perbandingan 70:30. Saat ini jumlah itu belum tercapai. Pada 2014 terdapat 1.614 SMK. Setahun kemudian, jumlah SMK bertambah menjadi 1.808 sekolah.
Tidak hanya kepala sekolah SMA yang menyambut baik keputusan Dikbud Jatim. Pihak SMK di Surabaya juga menanggapi positif.
Kepala SMKN 1 Surabaya Bahrun mengatakan, tes untuk kepala sekolah tersebut memang sudah seharusnya dilakukan. ”Untuk menyaring kepala sekolah yang berkualitas,” katanya. Sebab, menurut dia, dunia pendidikan akan menghadapi tantangan yang lebih besar. Kepala sekolah sebagai koordinator sekolah, tentu, harus punya pengalaman yang baik.
Apalagi, SMK telah menerapkan konsep kewirausahaan sejak dulu. ”Setiap SMK memang harus punya kompetensi itu,” ujar Bahrun. Dia menilai, jiwa kewirausahaan harus ditanamkan sejak awal. Terlebih, tantangan dunia kerja semakin besar. (may/ara/c20/nda)