Jawa Pos

Indomobil Garap Bisnis Logistik

Bikin E-Commerce dengan Jepang

-

JAKARTA – PT Indomobil Sukses Internasio­nal Tbk (IMAS) memilih mengembang­kan sektor logistik sebagai diversifik­asi usaha di tengah perlambata­n ekonomi yang menekan bisnis utamanya di bidang otomotif. Bekerja sama dengan perusahaan Jepang, konglomera­si Grup Salim itu memasuki e-commerce untuk mendorong bisnis logistik.

Direktur Utama IMAS Jusak Kertowidjo­jo menyatakan, pihaknya memiliki sumber daya yang cukup untuk masuk ke bisnis logistik. ”Sebab, kami kan memiliki HINO truk. Jaringanny­a juga cukup banyak. Makanya, kami masuk ke sana,” ungkap dia di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin.

Kompetensi untuk serius di bisnis itu Pendapatan

bersih

triliun Beban pokok pendapatan

triliun

Laba kotor

triliun

Laba bersih

miliar juga sudah ada. Sebab, selama ini aktivitas tersebut sejatinya sudah dilakukan meski sebatas kepentinga­n internal perusahaan. Terutama pengiriman unit kendaraan dan suku cadang. Untuk merealisas­ikan itu, IMAS melalui anak usaha PT CSM Corporatam­a (CSM) telah menandatan­gani joint venture agreement (JV) dengan Seino Holdings Co Ltd (Seino) asal Jepang.

Dua perusahaan langsung dibentuk. Yakni, terdiri atas PT Seino Indomobil Logistics (SIL) dengan modal dasar USD 36 juta dan komposisi kepemilika­n CSM (70 persen) serta Seino (30 persen). Kemudian, PT Seino Indomobil Logistics Services (SILS) dengan modal dasar USD 4 juta dengan porsi kepemilika­n CSM (51 persen) dan Seino (49 persen).

SIL akan berfokus pada bisnis transporta­si dan warehouse, sedangkan SILS fokus pada bisnis IT support, manajemen logistik, dan konsultasi. Seino diajak bermitra karena dianggap memiliki kemampuan di situ sebagai perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan transporta­si di Jepang.

Jusak menyatakan, bisnis otomotif melalui anak usaha PT Suzuki Indomobil Sales dan PT Nissan Motor Indonesia akan berjalan seperti biasa. ”Tapi, logistik kami sekarang ekspansif. Masuknya ke bisnis logistik bukan karena pasar otomotif sedang turun. Tapi, karena peluangnya besar,” kata dia.

Pada tahap awal, kontribusi bisnis logistik memang belum terlalu besar. Namun, bisnis itu diyakini secara bertahap meningkat. Pada tahap awal, konsentras­i bisnis logistik bakal berada di wilayah Jawa.

Polanya masih business-to-business (B-to-B). Nanti polanya merambah ke business-to-consumer (B-to-C) seiring dengan terealisas­inya platform e-commerce atau jual beli berbasis online. ’’Saat ini masih tahap finalisasi. Untuk logistik semen, consumer goods, dan lainnya. Semuanya,” ucap Jusak.

Dia belum bisa memastikan seperti apa kondisi perekonomi­an tahun depan. Sebab, banyak sentimen yang berasal dari luar negeri. ”Banyak faktor yang uncontroll­able buat kami. Misalnya, pelemahan ekonomi di Tiongkok sampai di mana kita belum tahu. Eropa juga begitu. Lalu, The Fed (Bank Sentral AS) mau naikkan interest rate apa tidak? Banyak sekali yang unpredicta­ble,” bebernya.

Meski begitu, dari dalam negeri, Jusak meyakini bahwa pergerakan ekonomi akan positif sehingga bisnis logistik bisa sesuai dengan kebutuhan. ’’Kita di negara tropis. Tanahnya dan sumber daya alam bagus. Jumlah penduduk banyak. Income naik. Penghasila­n menengah ke atas semakin lama semakin besar,” tuturnya. (gen/c22/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia