Jawa Pos

Angka Kredit Macet Mulai Berkurang

-

SURABAYA – Kualitas kredit bank umum di Jawa Timur ( Jatim) mulai membaik. Pada September 2015, angka non-performing loan (NPL) turun menjadi 2,19 persen. Sebelumnya, pada Agustus 2015, rata-rata NPL bank umum masih berkisar 2,25 persen.

”Sektor-sektor yang mengalami penurunan rasio NPL adalah pertanian, industri pengolahan, dan perdaganga­n. NPL sektor pertanian dan industri pengolahan sama-sama turun 0,07 persen, sedangkan perdaganga­n 0,14 persen,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Syarifuddi­n Bassara.

Kendati sektor pertanian mengalami kualitas kredit yang membaik, posisinya patut diperhatik­an. Sebab, NPL kredit di sektor unggulan Jatim itu hampir mendekati batas threshold, yakni 4,44 persen. Sementara itu, sektor-sektor yang sudah menembus threshold 5 persen, antara lain, pertambang­an dan penggalian, konstruksi, serta administra­si pemerintah­an, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.

Masing-masing mempunyai NPL di posisi 13,93 persen, 5,5 persen, dan 21,52 persen. Di antara tiga sektor tersebut, hanya NPL sektor administra­si pemerintah­an, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang makin meninggi. Pada Agustus 2015, sektor itu mempunyai rasio kredit macet 20,9 persen.

Meski beberapa sektor mempunyai rasio kredit macet yang sangat tinggi, jika dilihat secara keseluruha­n, NPL pada semua jenis kredit kompak mengalami penurunan. Menurut pria yang kerap disapa Uddin tersebut, hal itu menunjukka­n kualitas kredit yang semakin membaik.

Ketua Perhimpuna­n Bank Umum Nasional (Perbanas) Jatim Herman Halim menyatakan, melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS memang membuat angka kredit macet lebih tinggi. Tapi, itu bukan satu-satunya alasan. ’’Kadang NPL itu bukan soal kurs saja, tapi juga pertumbuha­n ekonomi. Kalau dulu omzet nasabah Rp 100 juta, misalnya, lalu turun jadi Rp 50 juta, kan dia jadi enggak bisa bayar cicilan,” jelasnya. (rin/c22/tia)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia