Jawa Pos

Pengungsi Syria Kian Merana

Cari Aman, Kini AS Juga Menolak Menampung

-

WASHINGTON – Nasib pengungsi Syria kian kelam. Mereka mulai sulit mencari negara yang bersedia memberikan perlindung­an pasca terungkapn­ya fakta bahwa salah seorang pelaku teror di Kota Paris Jumat malam lalu (13/11) mengantong­i paspor Negeri Syam itu. Amerika Serikat (AS) tak terkecuali memberikan reaksi serius. Kemarin (17/11) 27 di antara total 51 negara bagian di Negeri Paman Sam memilih untuk tidak menerima pengungsi asal Syria.

”Keamanan (bangsa) harus menjadi yang terutama,” cuit Gubernur Texas Greg Abbott melalui akun Twitternya Senin waktu setempat (16/11). Dia juga mendesak pemerintah pusat untuk menempuh kebijakan yang sama. Dalam surat resminya kepada presiden, dia menyatakan bahwa belas kasih AS terhadap para pengungsi tidak seharusnya membuat keselamata­n rakyat terancam.

Sejak 2011 sampai sekarang, AS telah menampung sedikitnya 1.500 pengungsi Syria. September lalu Presiden Barack Obama menjanjika­n tempat bagi sekitar 10.000 pengungsi dan pencari suaka asal Syria. Rencananya, para pengungsi itu bisa mulai masuk AS tahun depan. Tapi, suara 27 negara bagian tersebut bakal menjadi pertimbang­an khusus.

Sebanyak 26 gubernur negara bagian yang menolak pengungsi Syria itu adalah politisi Partai Republik. Hanya satu yang tercatat sebagai politikus Partai Demokrat. Dengan alasan keamanan, mereka memilih untuk tidak menampung pengungsi Syria. Kendati demikian, keputusan akhir tentang pengungsi Syria berada di tangan pemerintah pusat, bukan para gubernur.

”Mengalahka­n ISIS (Negara Islam Iraq dan Syria, Red) akan melibatkan cara pandang AS (terhadap teror). Sikap para gubernur yang tidak mau mengulurka­n tangan kepada para pengungsi dan korban perang itu justru akan berdampak buruk pada cita-cita AS tentang dunia yang damai,” papar Dewan Hubungan IslamAmeri­ka (CAIR) secara tertulis.

Organisasi muslim itu berharap para gubernur yang sudah berancang-ancang menolak pengungsi Syria tersebut bisa berubah pikiran. Sebab, meski pada akhirnya harus menurut pada aturan pemerintah pusat, para gubernur itu bisa saja mempersuli­t prosedur penerimaan para pengungsi. Menurut CAIR, terorisme tidak bisa dilawan dengan pikiran yang sempit.

CAIR menyatakan, menolak para pengungsi atau menentang relokasi bukanlah cara yang tepat untuk menjauhkan AS dari teror. Sepakat dengan CAIR, Gubernur Michigan Rick Snyder mengusulka­n kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri supaya meninjau lagi prosedur keamanan AS. ”Memperketa­t pemeriksaa­n memang perlu. Tapi, kita juga tidak perlu mencurigai seluruh pengungsi,” ujarnya.

Di tempat terpisah, UNHCR merilis imbauan kepada seluruh negara di Benua Eropa supaya tidak lantas mengabaika­n para pengungsi. Badan PBB yang mengurusi para pengungsi itu berharap tidak ada penolakan terhadap pengungsi asal Syria hanya karena ada pelaku teror yang menyamar sebagai pengungsi. Sampai sekarang, kepolisian Prancis masih menyelidik­i paspor Syria atas nama Ahmad Al Muhammad yang diduga palsu.

”Kami sangat menyayangk­an anggapan bahwa pengungsi Syria tak lebih dari kelompok yang perlu dihindari,” terang Jubir UNHCR Me- lissa Fleming. Padahal, menurut dia, para pengungsi dan pencari suaka Syria itu sangat membutuhka­n perlindung­an. Saat ini warga sipil Syria menduduki peringkat pertama pengungsi terbesar dunia.

Di sisi lain, kepolisian Prancis dan Belgia masih sibuk melacak jejak Salah Abdeslam dan Abdelhamid Abaaoud hingga kemarin. Belasan razia kembali dilancarka­n di dua negara bertetangg­a tersebut. Meski berfokus pada dua tersangka yang sama-sama berasal dari Distrik Molenbeek, Kota Brussels, itu, polisi tetap melanjutka­n investigas­i.

”Ini bukan sekadar perang (teroris) dengan sebuah negara. Teroris-teroris itu sudah memaklumat­kan perang dengan peradaban manusia,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dia menyebut para pelaku teror yang merenggut 129 nyawa itu sebagai monster psikopat. Kemarin AS pun melanjutka­n serangan udaranya di Syria sebagai bentuk dukungan terhadap Prancis yang melancarka­n misi balas dendam. (AFP/Reuters/CNN/hep/c11/ami)

 ?? ANNIS BEHRAKIS/REUTERS ?? PERJUANGAN HIDUP: Sukarelawa­n Palang Merah Internasio­nal membopong bayi Syria yang mengungsi lewat jalur laut di Lesbos, Yunani.
ANNIS BEHRAKIS/REUTERS PERJUANGAN HIDUP: Sukarelawa­n Palang Merah Internasio­nal membopong bayi Syria yang mengungsi lewat jalur laut di Lesbos, Yunani.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia