Jawa Pos

Krisis Energi, Nepal Meminta Belas Kasihan India

-

KATHMANDU – Krisis energi berlarut membuat rakyat Nepal menderita. Kemarin (17/11) ratusan penduduk ibu kota antre membeli kayu bakar untuk memasak. Sebab, gas sudah tidak tersedia lagi di tokotoko kelontong maupun pasar. Mengenai kondisi tersebut, Nepal mendesak India agar mencabut embargo ekonominya.

’’Kami masih akan memasok kayu bakar sampai krisis energi ini berakhir. Jadi, setidaknya masyarakat bisa tetap memasak,’’ kata Birendra Kumar Yadav, general manager Timber Corporatio­n. Selama beberapa pekan terakhir, warga Kota Kathmandu memang beralih ke kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga masing-masing. Perusahaan milik negara itulah yang menjadi pemasoknya.

Krisis energi Nepal terjadi sejak September lalu. Terutama pasca pemblokade­an jembatan utama di perbatasan oleh sekelompok warga Nepal yang tidak sepakat dengan konstitusi rancangan pemerintah. India pun tidak mendukung konstitusi tersebut. Akibat pemblokade­an itu, stok bahan bakar dan sejumlah bahan pangan Nepal kosong. Sampai sekarang, India masih belum mengizinka­n truk-truk tangki masuk Nepal.

Minggu lalu (15/11) Perdana Menteri (PM) Nepal Khadga Prasad Sharma Oli mendesak India untuk segera mencabut blokade tidak resmi tersebut. ’’Saya tidak habis pikir mengapa sebuah negara berdaulat bisa menerapkan kebijakan tidak humanis seperti ini,’’ ucapnya.

Dia juga menegaskan, konstitusi baru yang oleh India dianggap rasis itu sama sekali tidak bermaksud mendiskrim­inasikan suku tertentu. (presstv/ firstpost/hep/c15/ami)

 ?? AP PHOTO/NIRANJAN SHRESTHA ?? DARURAT: Tak ada gas, pemerintah Nepal terpaksa menjual kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan energi warganya.
AP PHOTO/NIRANJAN SHRESTHA DARURAT: Tak ada gas, pemerintah Nepal terpaksa menjual kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan energi warganya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia