Jawa Pos

Sepuluh Menit, Katulampa Siaga Satu

Banjir Terus Ancam Ibu Kota

-

JAKPUS – Ancaman banjir terus membayangi DKI Jakarta. Saat ini, Bendung Katulampa di hulu Sungai Ciliwung mulai menjadi perhatian. Setelah banjir besar yang merendam empat kelurahan di Jakarta Timur pada Minggu lalu (15/11), Pemprov DKI melihat ada perubahan karakter Bendung Katulampa pada banjir kali ini. Tinggi muka air waduk yang terletak di kawasan Puncak, Bogor, tersebut berubah dengan cepat. Dalam 10 menit, permukaan air naik 40 sentimeter dari 170 sentimeter (siaga dua) menjadi 210 sentimeter (siaga satu).

Kepala Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) DKI Deni Wahyu Haryanta menjelaska­n, perubahan tinggi muka air di Bendung Katulampa Senin malam lalu (16/11) berlangsun­g sangat cepat. Hanya dalam hitungan menit, waduk tersebut menebar ancaman di wilayah hilir Sungai Ciliwung.

Menurut dia, kecepatan naiknya permukaan air itu termasuk langka. Sebab, tidak pernah terjadi sebelumnya. Dua tahun lalu, kata dia, peningkata­n status kewaspadaa­n dari siaga dua ke siaga satu biasanya membutuhka­n waktu minimal satu jam. ’’Saya kira ini rekor. Belum pernah terjadi secepat itu,’’ ujarnya kemarin (17/11).

Dia menduga perubahan karakter Bendung Katulampa tersebut terjadi lantaran sedimen di dasar waduk. Karena lumpur di dasar waduk terlampau tinggi, kapasitas tampungnya minim. Kondisi lingkungan di sekitar waduk kini kian membahayak­an. ’’Itu pertanda lingkungan­nya sudah rusak,’’ katanya.

Perubahan karakter juga terlihat dari kecepatan datangnya banjir kiriman dari Puncak, Bogor, di pintu air Manggarai, Jakarta Selatan. Biasanya, banjir tiba di Jakarta sembilan jam setelah kawasan Bogor diguyur hujan. Nah, Minggu lalu banjir tiba di Jakarta sekitar dua jam lebih cepat.

’’Kami terima informasi pukul 19.00. Ternyata, pukul 01.00 (banjir) sudah sampai ke Kampung Melayu. Jadi, lebih cepat dua jam,’’ terang Kepala Seksi Informasi BPBD DKI Bambang Surya Putra secara terpisah.

Banjir di Jakarta tidak hanya terjadi karena hujan lebat di hulu Sungai Ciliwung. Hujan lokal juga menjadi penyebabny­a. Misalnya kawasan kolong flyover Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kawasan itu adalah akses penghubung Harmoni (Jakarta Pusat)-Cengkareng (Jakarta Barat).

Dalam lima tahun belakangan ini, banjir setinggi dada orang dewasa selalu terjadi. Bahkan sampai melumpuhka­n aktivitas terminal. Itu terjadi karena gorong-gorong di sekitar kawasan tersebut tersumbat lumpur dan sampah.

Karena itu, kemarin Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi meninjau langsung lokasi tersebut. Dalam kunjungan itu, Anas sekaligus memberikan pengarahan kepada 300 pekerja prasarana dan sarana umum (PPSU) Kecamatan Grogol Petamburan. (ded/bad/c19/dwi)

 ?? HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS ?? BERLUMPUR: Seorang bocah membersihk­an lantai rumahnya kemarin.
HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS BERLUMPUR: Seorang bocah membersihk­an lantai rumahnya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia