Akhirnya, Pengalaman Yang Berbicara
DUBLIN – Pengalaman adalah guru terbaik meski sering kali kejam. Berkat pengalaman itu pula, Republik Irlandia akhirnya bisa mendapatkan tiket menuju Euro 2016. Mereka menyingkirkan Bosnia-Herzegovina dalam play off menuju Prancis.
Tak ada tim di Eropa yang le bih berpengalaman ketimbang Irlandia di playoff Euro. Sejak diberlakukan perebut an tiket melalui playoff pada Euro 1996, mereka empat kali bertarung di playoff. Dan, dengan kali ini, sudah dua kali mereka lolos. Bandingkan dengan Bosnia yang baru dua kali ikut
dan semuanya gagal
Apalagi, dalam first leg playoff, Bosnia hanya bermain imbang 1-1 dengan Irlandia di Zenica (14/11). Artinya, di atas kertas pekerjaan Irlandia lebih ringan.
Terbukti, hanya butuh imbang tanpa gol, Irlandia malah mampu mengalahkan Bosnia 2-0 melalui gol Jonathan Walters pada menit ke-24 lewat penalti yang kontroversial dan pada menit ke-70 dengan tembakan voli.
Padahal, secara permainan, Bosnia lebih dominan. Mereka lebih menguasai bola dan agresif. Tetapi, pada akhirnya Irlandia lebih tenang dan memenangkan pertandingan. Sebab, setelah insiden penalti, permainan Bosnia menjadi kacau.
Ya, penalti yang diberikan wasit asal Belanda Bjorn Kuipers cukup kontroversial. Diawali tusukan ke sisi kiri pertahanan Bosnia, Daryl Murphy mencoba melepas tembakan setinggi dada. Namun, umpan itu diblok bek Bosnia Ervin Zukanovic.
Nah, di mata Kuipers, halauan Zukanovic itu dianggap mengenai tangan dan handsball. Kuipers pun langsung menunjuk titik penalti meski protes keras menghujani keputusan tersebut. ’’Yang paling utama adalah tim kami melaju ke Prancis. Semua pemain tampil fantastis dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kami persembahkan kelolosan ini untuk seluruh rakyat Irlandia,’’ ujar pelatih Irlandia Martin O’Neill sebagaimana diberitakan Goal.
Disinggung mengenai penalti, O’Neill menolak berkomentar. Namun, memori publik Irlandia belum hilang atas kegagalan enam tahun lalu dalam playoff Piala Dunia 2010. Ketika itu, Irlandia tersisih oleh Prancis dengan handsball Thierry Henry yang diabaikan.
Ketika itu, bola yang mengenai tangan Henry tak terlihat oleh mata wasit Martin Hansson yang memimpin leg kedua playoff Piala Dunia 2010 di Stade de France. Apalagi, handsball terjadi pada extra time. Henry mengirim assist yang kemudian disempurnakan William Gallas menjadi gol.
Nah, kemarin giliran Irlandia yang diuntungkan wasit. Tak heran, pelatih Bosnia Mehmed Bazdarevic cukup sakit hati. Apalagi, dalam dua edisi playoff beruntun, Euro 2012 dan 2016, Edin Dzeko dkk selalu menemui kegagalan.
’’Pasti akan menambah keruwetan jika saya berkomentar dengan tidak pas. Saya akan menjelaskan secara singkat bahwa wasit tidak bekerja dengan selayaknya dalam pertandingan ini,’’ tutur Mesa sebagaimana dikutip The Independent.
Pundit ESPN Miguel Delaney mengungkapkan, penalti yang diberikan Kuipers menghancurkan permainan kemarin. Setelah diganjar penalti, spirit bertanding The Dragons –julukan Bosnia– merosot tajam. ’’Sebelum pertandingan selesai pun, bayang-bayang kegagalan melaju ke Euro 2016 terlihat di raut wajah semua pemain Bosnia. Mereka hanya bertanding layaknya formalitas. Mereka sama sekali tak menikmati laga,’’ ucap Delaney.
Soal keberhasilan ini, O’Neill mengakui kehadiran Roy Keane sebagai asistennya memberikan kontribusi tersendiri. Mantan pemain Manchester United tersebut menularkan semangat tinggi dalam diri Robbie Keane dkk.
Di ruang ganti, Keane menyuntikkan semangat untuk anak asuhnya agar terus bermain. Ketika peluit pertandingan belum disemprit wasit, dia meminta para pemain untuk berjuang sampai titik penghabisan.
Mendapat pujian seperti itu, Keane mengatakan, apa yang diberikan kepada anak asuhnya adalah sesuai pengalamannya. Sempat merasakan dua manajer top, Brian Clough di Nottingham Forest dan Sir Alex Ferguson di United, Keane merasa rasa ngotot untuk menang memang harus disalurkan.
Pada laga kemarin, malah Bosnia yang mendominasi possession. Bosnia unggul sampai 64 persen. Tuan rumah yang lebih mengincar hasil imbang tanpa gol bermain cenderung defensif dan mengandalkan serangan balik.
Kartu as Irlandia dalam laga kemarin memang Walters. Pemain berusia 32 tahun itu absen karena akumulasi kartu di Zenica Minggu (15/11). Ketika itu Irlandia bermain imbang 1-1 lawan Bosnia.
’’Semua adalah pahlawan Irlandia. Bukan hanya saya yang mencetak gol yang layak disebut pahlawan. Suporter yang datang mendukung kami juga pahlawan karena memberikan dukungan langsung kepada kami. Mereka percaya kami bisa lolos ke Euro 2016,’’ ucap pemain Stoke City tersebut kepada Daily Mail. (dra/c17/ham)