Ungkapan Prihatin dengan Seribu Lilin
SURABAYA – Halaman Fakultas Kedokteran (FK) Unair dipenuhi lilin Senin malam (16/11). Ratusan dokter dan calon dokter yang mengenakan jas putih berkumpul di halaman. Semuanya membawa lilin. Acara itu dihelat dalam rangka banyaknya persoalan yang belakangan ini menimpa dunia kedokteran Indonesia.
Salah seorang yang datang adalah dr Achmad C. Romdhoni SpTHT-KL(K) FICS. Dia menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan acara spontan dari para calon dokter. ’’Adik-adik saya ini merasa resah dengan masa depannya. Kemarin kan ada kasus dokter Andra dan gratifikasi dunia obat,’’ ujarnya di sela-sela acara itu.
Acara tersebut berlangsung sejak pukul 19.30, yakni diawali dengan doa bersama di depan FK Unair. Suasananya cukup mengharukan. Tidak sedikit yang meneteskan air mata. Acara itu diakhiri dengan diskusi bersama di Aula FK Unair.
Di tengah acara, beberapa dokter berkesempatan berbagi pengalaman saat berstatus dokter internship. Salah satunya, Reza yang sudah lima bulan menjalani status tersebut. Selama lima bulan itu, menurut dia, lebih banyak dokter yang mengabdi dengan sungguh-sungguh daripada yang hanya mementingkan uang. Reza tidak ingin berita buruk soal oknum dokter yang menerima gratifikasi dari perusahaan obat memperburuk citra dokter. ’’Masih banyak yang mementingkan pasien,’’ ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Romdhoni hanya meminta junior dan sejawatnya kembali ke hati nurani masingmasing. ’’Kalau itu terjadi di keluarga sendiri bagaimana? Misal ayah atau ibu kita diberi obat yang sebenarnya tidak perlu dikonsumsi?’’ tuturnya saat dialog bersama saat itu.
Dia berjanji membawa hasil dialog itu ke muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Medan, Sumatera Utara, mulai kemarin. Dia berharap kekhawatiran dokter maupun calon dokter tersebut mendapatkan solusi.
Sementara itu, ditemui di tempat berbeda, dokter senior di RSUD dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA, juga mengutarakan keprihatinannya mengenai dokter internship. ’’Pada 1981 saya pernah dinas di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dokter dan pemerintah mempunyai komunikasi yang baik. Jadi, saya merasa terfasilitasi,’’ katanya. (lyn/c20/ady)