85 Persen di Rumah Sendiri
Remaja saat Jajal Seks
GRESIK – Permasalahan seksual makin marak di kalangan remaja. Banyak di antara mereka yang sudah menjajal hubungan seks di usia 13–18 tahun. Berdasar data Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Gresik, 60 persen remaja tidak memakai alat kontrasepsi saat berhubungan seks dan 85 persen hubungan intim dilakukan di rumah sendiri.
Data tersebut dipaparkan Kepala BKBPP Adi Yumanto saat menjadi pembicara dalam seminar di aula SMA Muhammadiyah (SMAM) 1 kemarin (17/11). Seminar kependudukan yang bertajuk Penguatan Kualitas Generasi Muda Melalui Pendewasaan Usia Perkawinan itu diikuti sekitar 150 siswa. ” Tujuan seminar ini, para remaja mengerti bahayanya free sex. Agar mereka tak kebablasan saat pacaran,” tutur dia.
Dengan mengungkapkan berbagai fakta dan data, Adi berharap para siswa takut dan menghindari perbuatan yang dapat membuat mereka menyesal. Dia mencontohkan, dari 2,5 juta perempuan yang pernah melakukan aborsi, 27 persennya merupakan remaja. ”Kehamilan yang tidak diinginkan itu bisa jadi malapetaka. Solusinya kalau nggak kawin ya aborsi,” katanya.
Agar tidak terjadi kehamilan di luar nikah, Adi menyarankan menikah secara sehat, yaitu di usia 20–30 tahun. Intinya, dia menegaskan, boleh saja berpacaran asal tidak kebablasan dan malah menyakiti orang tua. Sebab, hamil di usia remaja tak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga lingkungan sosial.
Dampak hamil di usia remaja, antara lain, bayi lahir dengan berat badan rendah (kurang lebih 1,57 kg), persalinan prematur, dan risiko preeklamsia pada ibu meningkat. Begitu juga risiko kematian saat melahirkan, saat ini lebih dari 25 persen. Depresi pasca persalinan juga mencapai 57 persen.
Sementara itu, dampak sosialnya, para remaja itu tidak bisa menyelesaikan pendidikan tingkat SMA dan kemungkinan hidup miskin lebih besar. ” Lha SMA saja nggak lulus, mana bisa kuliah? Ijazah S-1 saja tidak punya, kerjanya gimana?” ucap dia. ( ndi/c11/dio)