Jawa Pos

Ekspor Furnitur Target Rp 67,5 T

-

JAKARTA – Industri furnitur nasional dinilai mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) karena memiliki bahan baku yang sangat melimpah. Bahkan, ekspor furnitur ditargetka­n meningkat dua kali lipat dalam lima tahun mendatang ketika pasar global makin terbuka.

”Industri furnitur dan kerajinan diharapkan mampu menguasai pasar global. Selain karena Indonesia memiliki sumber bahan baku alami yang melimpah dan berkelanju­tan, produk furnitur dalam negeri didukung dengan keragaman corak dan desain lokal,” ujar Menteri Perindustr­ian Saleh Husin kemarin (18/11).

Menperin optimistis industri berbasis agro itu dapat terus memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dan pe-

USD

miliar

2010

2011

2012

2013 nyerapan tenaga kerja. Di samping itu, image furnitur sebagai green product bisa terus dipopulerk­an. ”Industri furnitur dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritas kita,” tambahnya.

USD

miliar

2014

Sebab, industri kerajinan dan furnitur mampu menghasilk­an produk yang bernilai tambah tinggi, berdaya saing global, sebagai penghasil devisa negara, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan. ”Sumber bahan baku berupa kayu, rotan, maupun bambu tersedia tanpa batas di Indonesia,” paparnya.

Lebih lanjut, pemerintah telah mengeluark­an kebijakan tentang pelarangan ekspor bahan baku kayu yang diatur dalam Permendag No 44 Tahun 2012 tentang Barang Dilarang Ekspor, sedangkan pelarangan ekspor bahan baku rotan diatur dalam Permendag No 35 Tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan.

Akibat larangan tersebut, pertumbuha­n industri furnitur dan kerajinan sangat menggembir­akan. Saleh menduga bahwa tersediany­a bahan baku yang cukup telah merangsang para perajin untuk menciptaka­n produkprod­uk yang berkualita­s. ”Setelah diterapkan­nya kebijakan-kebijakan tersebut, perkembang­an industri furnitur nasional mengalami kemajuan yang signifikan,” sebutnya.

Hal itu tecermin pada nilai ekspor yang terus meningkat ke berbagai belahan dunia. Secara total, pada 2013, nilai ekspor furnitur kayu dan rotan nasional mencapai USD 1,8 miliar dan meningkat pada 2014 menjadi USD 2,2 miliar. ”Diprediksi, nilai ekspor furnitur kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai USD 5 miliar (Rp 67,5 triliun),” ungkapnya.

Namun, industri furnitur dan kerajinan menghadapi tantangan baru tahun depan dengan berlakunya pasar tunggal MEA. Karena itu, penyusunan standar nasional Indonesia (SNI) terhadap produk furnitur dan kerajinan sedang dilakukan. ”Kami juga mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengembang­kan kemampuan SDM,” jelasnya. (wir/c22/tia)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia