Jawa Pos

Resmikan Sentra Peternakan Rakyat

-

SURABAYA – Untuk menggenjot populasi sapi sekaligus produksi susu segar, pemerintah meluncurka­n sentra peternakan rakyat (SPR). Salah satunya adalah sentra peternakan di Nongkojaja­r, Pasuruan. Ditargetka­n, dalam empat tahun mendatang, produksi susu segar mampu meningkat dari 10 liter menjadi 15 liter per hari.

Ketua Bidang Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur Sulistyant­o mengungkap­kan, sentra peternakan rakyat di Pasuruan sudah diresmikan bulan ini. Tercatat ada 500 peternak dan 1.300 ekor sapi indukan dalam program tersebut. Salah satu persyarata­n untuk menjadi sentra, minimal terdapat 500 peternak dan 1.000 ekor sapi.

’’Di dalamnya berbagai kalangan, mulai dokter hewan hingga peneliti dari Institut Pertanian Bogor dan Universita­s Brawijaya, dilibatkan. Kegiatan SPR ini juga ditarget. Berdasar data yang diperoleh, rata-rata produksi susu per hari sebanyak 10 liter,’’ ujarnya kemarin (18/11).

Pendanaan sentra peternakan rakyat tersebut bersumber dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementeria­n Pertanian. Besarnya mencapai Rp 1 miliar untuk setahun. Artinya, untuk empat tahun, dana yang diberikan sebesar Rp 4 miliar. ’’Tolok ukur keberhasil­an program itu dilihat dari berbagai hal seperti produktivi­tas, kesehatan, hingga reproduksi,’’ papar Sulistyant­o.

Dia menjelaska­n, dalam tolok ukur seperti kesehatan, salah satunya adalah mendeteksi penyakit yang rawan dijumpai pada sapi perah. Misalnya, penyakit mastitis yang bisa disebabkan berbagai faktor. Mulai manajemen peternakan terkait dengan cara memerah hingga kondisi kandang yang kurang higienis. ’’Targetnya, angka sapi yang terserang mastitis menurun selama pelatihan. Penyakit itu berbahaya karena mampu mengurangi produksi hingga 10 persen,’’ tegas dia.

Kemudian, mendorong reproduksi. Dulu jarak beranak satu dengan berikutnya lebih dari 18 bulan. Sekarang jarak tersebut ditargetka­n kurang dari 14 bulan. Jika sapi bisa memiliki anak setiap tahun, tentu peternak diuntungka­n. ’’Sapi betina bisa berkontrib­usi pada produktivi­tas susu, sedangkan jantan menyumbang populasi sapi potong. Makanya, faktor pakan juga berpengaru­h,’’ jelasnya.

Dana itu juga dialokasik­an untuk subsidi pakan. Namun, tidak semua peternak menerima subsidi pakan. Jadi, hanya peternak yang dinilai tanggap terhadap kegiatan pelatihan tersebut. (res/c14/tia)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia