Jawa Pos

Hendak Dibekuk, Ledakkan Diri

Tiga Tersangka Teror Paris Tewas

-

SAINT DENIS – Razia antiteror kepolisian Prancis membuahkan hasil di kawasan Saint Denis. Seiring dengan menyingsin­gnya fajar kemarin pagi (18/11), ledakan dan rentetan tembakan mewarnai operasi yang dilancarka­n aparat di sekitar Rue de la Republique tersebut. Tiga tersangka tewas dan lima orang lainnya ditangkap.

Salah seorang tersangka yang tewas dalam razia di sebuah flat tersebut perempuan. Dikabarkan, dia istri salah seorang tersangka. Perempuan yang identitasn­ya belum diungkap itu meledakkan diri saat aparat berusaha menangkapn­ya. Ledakan tersebut lantas disusul dengan baku tembak. Kemarin polisi menyatakan mendapat perlawanan sengit dari para tersangka.

Saat razia berlangsun­g, Rue de la Republique ditutup untuk umum. Jalanan di distrik yang sama dengan Stade de France, lokasi serangan Jumat malam lalu (13/11), itu berubah menjadi seperti zona tempur. Tidak terdengar suara lain, kecuali tembakan dan teriakan. Selain polisi bersenjata, sejumlah besar serdadu terlibat dalam operasi gabungan tersebut.

”Saya mendengar desing peluru yang seolah tanpa henti seperti kembang api,” ujar Benson Hoi, penduduk Saint Denis. Saksi lain, Amine Guizani, mengaku mendengar ledakan granat di sela baku tembak. Baku tembak yang juga melibatkan senapan mesin otomatis dan Kalashniko­v itu berlangsun­g sekitar satu jam.

Sebenarnya razia difokuskan pada lantai 3 hunian vertikal tersebut. Tapi, perlawanan dari para tersangka yang bersenjata membuat polisi terpaksa mengosongk­an flat itu. Lima orang dikeler petugas dari flat di kawasan multikultu­r yang didominasi imigran tersebut. Selain warga Eropa, penduduk keturunan Afrika, Aljazair, India, Tiongkok, dan Turki ada di Saint Denis.

Dalam keterangan resminya, pihak pemerintah­an Presiden Francois Hollande mengatakan bahwa serangan yang berakhir dengan kematian tiga tersangka dan penangkapa­n lima orang itu terjadi sejak pukul 04.20 waktu setempat. ”Di awal operasi, perempuan yang memakai sabuk bom itu meledakkan diri,” terang pihak kantor jaksa wilayah. Ledakan itu mengakibat­kan empat petugas terluka.

Menjelang razia, Wakil Wali Kota Stephane Peu mengimbau warga Saint Denis untuk tetap berada di dalam rumah. Lima orang yang kini berada di kantor polisi tersebut ditangkap di dua titik yang berbeda. Tiga orang dibekuk dari dalam flat yang menjadi target razia. Sedangkan dua orang lain, seorang di antaranya perempuan, ditangkap di jalanan dekat flat.

Sekitar tujuh jam pascarazia, kepolisian Prancis mengumumka­n bahwa operasi antiteror di Saint Denis telah berakhir. Awalnya, media sempat mengabarka­n bahwa Abdelhamid Abaaoud, dalang teror 13 November, berada di flat tersebut. Namun, sampai operasi berakhir, tidak ada keterangan apa pun tentang teroris Belgia yang berdarah Maroko itu.

Sejauh ini, militan 27 tahun itu diyakini berada di Syria. Saat teror mengguncan­g Kota Paris pada Jumat malam lalu pun, dia diduga tidak berada di Eropa. Namun, Abaaoud, yang juga disebut-sebut sebagai jagal paling aktif kelompok militan Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS), diyakini sebagai otak serangan. Jika tidak merancang, dialah yang mengupayak­an dana untuk membiayai serangan keji tersebut.

Seorang pria yang mengaku sebagai pemilik flat tempat razia menyatakan bahwa flat tersebut dia sewakan sejak pekan lalu. Penyewanya dua pria yang dia kenal dari seorang rekan. ”Teman saya ini meminta saya menampung dua kenalannya. Saya tidak mengenal mereka berdua. Tapi, mereka menyewa flat tersebut untuk beberapa hari,” ujar pria yang tidak disebutkan identitasn­ya itu.

Sementara itu, Otoritas Penerbanga­n Federal Amerika Serikat (FAA) melaporkan bahwa dua pesawat tujuan Paris dialihkan karena ancaman bom. Tapi, ratusan penumpang dan kru pesawat maskapai Air France itu selamat. Satu pesawat dialihkan ke AS dan satu lainnya ke Kanada. ”Seluruh sudut pesawat sudah digeledah dan tidak ada bom seperti yang disebutkan,” terang FAA. (Reuters/CNN/ BBC/hep/c11/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia