Momen Paling Indah dan Berharga
JAKARTA – Pilot pesawat Singapore Airlines nomor penerbangan SQ 950 mengumumkan tidak lama lagi mendarat. Pesawat yang akan lan
di Bandara SoekarnoHatta, Jakarta, pukul 07.17 WIB kemarin (18/11) itu juga ditumpangi rombongan Honda DBL Indonesia All-Star 2015.
Tiba-tiba mata Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi, pemain putri All-Star 2015, tampak berkaca-kaca. Air mata cewek yang bersekolah di SMAN 1 Gianyar itu tampak tertahan. Mereka akan mengakhiri penerbangan panjang lebih dari 24 jam dari San Francisco International Airport.
Aloysius Winston Swenjaya dan Christine Aldora Tjundawan yang duduk dua baris di depan Ayu melihat itu. Lantas, mereka menggoda dia. Tetapi, Ayu menanggapi dengan senyum. ’’ Ng
Ini biasa aja,’’ elaknya. Akhirnya, tangis anak-anak itu benar-benar pecah saat mendarat di Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta. Misalnya, Indah Helmadi asal SMAN 1 Bukittinggi yang tampak menangis memeluk rekan-rekannya. ’’Ya sedih lah. Mereka sudah seperti saudara,’’ kata pemain yang berposisi sebagai center itu.
Cowok-cowok yang terkenal ’’bandel’’, misalnya Rufin Ariozonda dan Hendry Cornelius Lakay, malah tertawa menggoda teman-temannya yang menangis. Winston yang kerap memancing tawa teman-temannya akhirnya juga meneteskan air mata. Di ibu kota itulah, mereka benar-benar berpisah.
Mereka tidak lagi kembali ke Surabaya, melainkan pulang ke daerah asal masing-masing. Para pemain yang berasal dari Jakarta atau Tangerang, misalnya Abram Nathan, Farah Savira, Nur Aini, dan Rufin, pulang terlebih dulu karena sudah dijemput keluarga mereka
Pelatih tim putra Agung Christyantho dan pelatih tim putri Syafiq Ali Barawas juga pulang duluan. Agung tinggal di Tangerang, sedangkan Syafiq di Jakarta.
Sementara mereka yang berasal dari daerah lain menunggu penerbangan ke kota masing-masing. Rata-rata mereka terbang di atas jam 12.00. Hendry Lakay asal SMA Jhon 23 Maumere yang terbang terakhir. Dia mendapat jadwal pukul 22.30 ke Merauke.
Wajar bila perasaan student athelet pilihan dari seluruh Indonesia itu campur aduk, antara kehilangan dan rindu rumah. Sebab, mereka bareng sejak mengikuti kamp DBL hingga berangkat dan pulang dari Amerika. Hampir sebulan mereka selalu berbagi apa pun. Di lapangan maupun di luar lapangan.
Bagi Samuel Devin Susanto asal SMA Regina Pacis Surakarta, perjalanan ke Amerika adalah salah satu momen paling indah dan berharga dalam hidupnya. ’’Kami akan selalu kontak. Paling tidak sekarang kami akan selalu punya saudara kalau pergi ke daerahdaerah di Indonesia,’’ katanya.
Sementara itu, Muhammad Hendra, asisten tim putri, berpesan agar anak-anak tersebut selalu membumi. ’’Ingat untuk selalu hormat kepada siapa pun. Jangan merasa cepat puas. Kalian harus selalu berlatih,’’ ujar pelatih asal SMKN 2 Balikpapan itu dalam salam perpisahannya. ( nar/c4/nur)