Jawa Pos

Dorong RS Dirikan PPRA

-

SURABAYA – Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulka­n bakteri dan kuman yang resistan. Itulah yang menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Jawa Timur. Karena itu, mereka mendorong adanya program pengendali­an resistansi antimikrob­a (PPRA).

’’Nanti ada kebijakan agar setiap rumah sakit memiliki PPRA,’’ kata Kepala Dinkes Jatim dr Harsono. PPRA itu yang akan mengawasi pemakaian antibiotik dan keadaan mikroba yang resistan di rumah sakit

Diharapkan, orang yang datang ke rumah sakit tidak tertular atau membawa bakteri yang resistan tersebut.

Pengawasan di rumah sakit itu, menurut Harsono, sangat penting. Sebab, di rumah sakit ada penggunaan antibiotik dan banyak orang yang datang dengan berbagai keluhan penyakit. ’’Di rumah sakit tentu banyak bakteri. Nah, tentu ada juga yang resistan. Misalnya, di RSUD dr Soetomo yang menurut penelitian populasiny­a sekitar 30–40 persen,’’ tutur mantan bupati Ngawi tersebut.

Selain melakukan pengawasan di rumah sakit, Dinkes Jatim memantau apotek dan toko obat. Harsono tidak ingin antibiotik dijual bebas tanpa resep dokter. ’’Apoteker harus tahu ini. Kalau ada masyarakat yang membeli tanpa resep dokter, ya jangan dilayani,’’ tegasnya. Untuk apotek maupun toko obat yang bandel, Harsono akan menegur hingga memidanaka­n. ’’Antibiotik itu bukan obat sembaranga­n. Jadi, pemakaiann­ya juga tidak boleh sembaranga­n,’’ jelas dia.

Bakteri yang resistan terhadap obat memang tidak langsung bereaksi. Mereka bereaksi ketika kondisi tubuh sedang drop. Misalnya, terserang sakit atau pascaopera­si. Dampaknya adalah infeksi. ’’Bisa tumbuh jamur juga. Misalnya, sekarang ada yang namanya jamur di otak,’’ ungkap Harsono.

Jika hal itu dibiarkan, akan banyak orang yang resistan terhadap obat. Menurut Harsono, saat ini orang yang resistan obat sudah mulai bermuncula­n. Mereka tidak mempan lagi diterapi dengan obat. ’’Dokter dan perawat akhirnya merawat dengan perbaikan gizi serta terapi nonobat,’’ paparnya.

Dinkes Jatim juga bakal mendeklara­sikan pengendali­an resistansi antibiotik. Deklarasi tersebut dilangsung­kan di RSUD dr Soetomo pada 27 November nanti. ’’Deklarasi ini juga dilakukan untuk memperinga­ti Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51,’’ ujar Harsono. Dinkes pun mengadakan acara lain di Pacitan. Ada berbagai acara yang dihelat. Antara lain, pelayanan kesehatan mata, paru, dan kusta, serta operasi bibir sumbing. ’’Perayaan HKN akan giliran. Mungkin tahun depan di Sampang, Madura,’’ terang Harsono. (lyn/c14/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia