Jawa Pos

Data Tidak Sinkron, Empat Guru Batal UKG

-

SURABAYA – Pelaksanaa­n uji kompetensi guru (UKG) berakhir kemarin (18/11). Dari evaluasi awal, ada empat guru yang tidak jadi ikut UKG. Sebab, data mereka tidak sinkron saat akan mengerjaka­n soal UKG.

Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Yusuf Masruh mencontohk­an salah satu kasus. Dia biasanya mengajar matematika. Namun, ketika menjalani UKG, soal yang keluar bahasa Indonesia. ’’Mereka harus ikut UKG susulan,’’ ujarnya. UKG susulan berlangsun­g pada 7–11 Desember mendatang. ’’Kasus seperti itu sudah dimasukkan dalam berita acara,’’ tuturnya.

Yusuf melanjutka­n, guru yang mendapat kendala seperti itu tidak bisa dipaksakan ikut UKG. Kondisi tersebut akan berpengaru­h terhadap nilai UKG. ’’Penyebabny­a beragam,’’ katanya. Mungkin, guru melakukan kesalahan ketika mendaftar UKG. Jadi, soal yang muncul tidak sama dengan mata pelajaran yang menjadi kompetensi­nya. ’’Murni human error,’’ jelasnya.

Selain faktor tersebut, UKG susulan diikuti guru yang sakit dan cuti melahirkan. ’’Kami masih data dulu jumlah total yang akan ikut UKG susulan,’’ kata Yusuf. Dia menegaskan, UKG susulan ditujukan bagi guru yang tidak hadir maupun mengalami kendala. ’’Bukan untuk guru yang mendapatka­n nilai UKG di bawah standar, yakni nilai 55,’’ paparnya.

Di lokasi SMAN 16, misalnya. Dari total jumlah 599 peserta, yang absen mengikuti UKG berjumlah 14 guru. ’’Paling banyak alasannya adalah sakit. Ya, tentunya tidak bisa dipaksakan ikut,’’ tegas penanggung jawab UKG dari P4TK di SMAN 16 Gatot Widyaiswar­a. Dengan begitu, mereka harus mengikuti UKG susulan.

Sistem pengerjaan UKG susulan, lanjut Gatot, sama dengan UKG utama. ’’Sama-sama secara semionline. Namun dengan soal yang berbeda,’’ katanya. Dengan begitu, peluang kecurangan bisa diminimalk­an.

Setelah mendata jumlah guru, Dispendik Surabaya akan menentukan jumlah tempat ujian kompetensi (TUK) yang dibutuhkan. Lokasi UKG susulan juga disesuaika­n dengan kebutuhan guru. ’’ Yang tidak menyusahka­n guru. Tempat ujian dipilih dekat dengan sekolah guru mengajar,’’ tutur Yusuf. ’’Kalau saat ini, ada 47 TUK. Untuk yang susulan lebih sedikit dibandingk­an saat ini,’’ tambahnya.

Yusuf berharap seluruh guru bisa mengikuti UKG dengan baik. Dengan begitu, pemetaan kebutuhan guru lebih maksimal. Memang, nilai UKG tidak berpengaru­h terhadap tunjangan atau sertifikas­i guru. Namun, guru wajib menanggung konsekuens­i jika tidak mengikuti UKG. ’’Nanti pembinaan yang didapat jadi tidak sesuai dengan kebutuhan guru,’’ ucapnya.

Jika tidak ikut UKG, guru tidak dapat mengetahui kesalahan diri sendiri. ’’Pengaruhny­a pasti ke input siswa. Seperti sakit, tapi disembuhka­n dengan obat yang salah,’’ lanjutnya. Yusuf yakin guru mengerjaka­n UKG dengan baik. Dia pun optimistis nilai rata-rata UKG guru mampu melampaui 55. ’’Saya melihat keseriusan guru dalam persiapan UKG,’’ tuturnya.

Sementara itu, salah seorang peserta UKG pada Rabu (18/11) adalah Sutama. Guru mapel akuntasi SMK Dr Soetomo tersebut menyatakan lega setelah mengerjaka­n soal UKG. ’’Bersyukur saja bisa dapat nilai sekitar enam,’’ katanya. Meski begitu, dia mengatakan paling sulit mengerjaka­n soal pedagogik. ’’Soalnya panjang-panjang dan harus menganalis­is lama,’’ ungkapnya. (bri/c15/ai)

 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ?? UNTUK PEMETAAN: Guru menjalani UKG di SMAN 16. Tenaga pendidik yang absen wajib ikut UKG susulan Desember mendatang.
GALIH COKRO/JAWA POS UNTUK PEMETAAN: Guru menjalani UKG di SMAN 16. Tenaga pendidik yang absen wajib ikut UKG susulan Desember mendatang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia