Kepadatan Terus Meningkat
Pembatasan Sulit, Hanya Operasi Yustisi
GENTENG – Persoalan kepadatan penduduk seolah tidak bisa lepas dari Surabaya. Setiap tahun, penghuni Kota Pahlawan selalu meningkat tajam. Kenaikan itu menimbulkan sejumlah permasalahan. Salah satunya, berkurangnya lahan kosong.
Berdasar data yang dihimpun, total penduduk Surabaya saat ini mencapai 2.935.021 jiwa. Jumlah itu naik bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya berkisar 2,8 juta jiwa. Salah satu penyebabnya, serbuan penduduk kota lain ke Surabaya.
Salah satu wilayah padat penduduk adalah Kecamatan Genteng. Total sekitar 60.033 jiwa tinggal di Genteng. Mereka tersebar di lima kelurahan. Yakni, Embong Kaliasin, Genteng, Kapasari, Ketabang, dan Peneleh.
Camat Genteng Mahmud Sariadji menjelaskan, di antara lima kelurahan itu, wilayah yang paling padat penduduk adalah Kelurahan Kapasari. Jumlahnya mencapai 16.932 jiwa. Urutan kedua diduduki Kelu- rahan Peneleh dengan jumlah warga mencapai 14.666 orang. ”Jumlah penduduk terus bertambah,” ucapnya ketika ditemui di kantornya kemarin (18/11).
Mahmud mengatakan, tingginya jumlah penduduk itu tidak diimbangi dengan luas wilayah. Dia menjelaskan, luas wilayah Genteng saat ini hanya 4,19 kilometer persegi. ”Sangat-sangat padat,” tuturnya.
Penyebab kepadatan itu berkaitan dengan banyaknya bayi yang lahir di Surabaya. Kedua, maraknya migrasi atau perpindahan penduduk dari kota lain ke Surabaya.
Menurut dia, faktor yang paling dominan adalah perpindahan penduduk ke Surabaya. Utamanya, seusai libur Lebaran dan setelah tahun baru. ”Semuanya dibawa ke Surabaya,” terangnya.
Bertambahnya jumlah penduduk itu jelas membuat Genteng semakin sesak. Kini bermunculan rumah-rumah petak.
Ketika ditanya soal solusi, Mahmud mengatakan, saat ini hanya ada satu tindakan. Yakni, operasi yustisi di kos-kosan dan apartemen.
Kepadatan juga terjadi di Kecamatan Wonokromo. Berdasar data yang dihimpun, jumlah penduduknya kini mencapai 198.613 jiwa. Mereka tersebar di enam kelurahan. Yakni, Ngagel, Ngagelrejo, Darmo, Sawunggaling, Wonokromo, dan Jagir.
Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto mengatakan, ada dua kelurahan yang padat penduduk. Yakni, Kelurahan Wonokromo dan Kelurahan Ngagelrejo. Kepadatan itu berdampak pada kebersihan lingkungan.
Solusi yang ditempuh berupa operasi yustisi tiap bulan. Sebenarnya, lanjut dia, kepadatan penduduk bisa dicegah. Salah satu caranya, ada pemeriksaan ketat di pintu masuk Surabaya. (aph/c10/nda)