Kawal Cetak Surat Suara
KPU Libatkan Aparat Hukum dan Panwaslih
GRESIK – Pencetakan logistik surat suara merupakan tahap krusial Pilbup 2015. Agar persiapan logistik aman saat pencoblosan pada 9 Desember mendatang, KPU Gresik memantaunya secara khusus. Termasuk melibatkan aparat hukum dan panitia pengawas pemilihan (panwaslih).
Logistik tersebut diprosuksi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. ’’Insya Allah besok (hari ini, Red) seluruh perwakilan kami berangkat ke sana,’’ kata Komisioner KPU Elvita Yuliati.
Untuk produksi hingga distribusi surat suara, KPU benar-benar memberlakukan aturan ketat. Soal jadwal, misalnya. Tahap produksi surat suara dimulai hari ini hingga 21 November. ’’Selama proses produksi, kami dan tim keamanan dari Gresik harus memantau. Termasuk melihat kesesuaian hasil cetak dengan spesifikasi yang sudah ditentukan,’’ kata Elvita.
Tidak hanya memantau produksi, tim khusus itu mengawasi jumlah surat suara yang dicetak. ’’Jangan sampai surat suara itu melebihi jumlah yang sudah ditetapkan,’’ tuturnya.
Demikian juga soal distribusi surat suara hasil cetakan dari Kudus ke Gresik. Tahap tersebut juga akan dikawal ketat. ’’Kenapa kami buat seketat ini? Sebab, surat suara adalah logistik yang paling vital,’’ jelas Elvita.
Bentuk surat suara pun dibuat cukup ketat. Selain terdapat pita pengaman berbentuk hologram, jenis kertas yang dipakai khusus. Tujuannya, menghindari duplikasi.
Rencananya, KPU Gresik memproduksi 945.598 lembar surat suara. Jumlah itu ditetapkan berdasar total daftar pemilih tetap (DPT) per tempat pemungutan suara (TPS) ditambah 2,5 persen. Artinya, setiap DPT di setiap TPS ditambah 2,5 persen. Total pemilih pada DPT pilbup sudah ditetapkan 921.440. Mereka tersebar di 2.193 TPS. Ketua KPU Gresik Akhmad Roni menambahkan, produksi surat suara bisa selesai pada 21 November. ’’Sehingga kami ada waktu cukup untuk melakukan sortir hasil cetakan,’’ paparnya. Apalagi, kata Roni, dari berbagai pengalaman, hasil produksi surat suara biasanya tidak sempurna 100 persen. Mulai kemungkinan surat suara rusak, cetakan yang tidak sempurna, hingga hal lain. ’’Kami ingin punya waktu untuk memperbaiki hal itu,’’ ungkapnya.
Komisioner Panwaslih Ulul Azmi Rizal memastikan bakal mengawal produksi surat suara. ’’Kami berharap proses ini bisa sesuai skema yang telah dibuat,’’ ujarnya. (ris/c15/roz)