Kuncinya Bisa Mendekati Sopir Truk

Sebelumnya, pihak syahbandar memang mengakui hanya menghitung jumlah penumpang yang ada di dek utama. Mereka tidak menghitung penumpang yang berada di dalam kendaraan. Bahkan bila perlu petugas syahbandar mengecek ada atau tidaknya penumpang yang bersembunyi di kendaraan. ”Ketika kapal sudah berangkat, itu berarti syahbandar sudah melakukan clearance. Muatan kapal sudah dinyatakan aman,” katanya.

Dia menjelaskan, kapal yang miring bisa jadi disebabkan kebocoran pada lambung. Namun bisa juga disebabkan faktor lain. Misalnya, muatan berat yang tidak ditempatkan dengan benar. ”Kapal bisa miring kalau kendaraan tidak diikat,” imbuh pria yang juga menjabat Ketua jurusan Fakultas Teknik Kelautan itu.

Fakta lain dari tenggelamnya KM Wihan Sejahtera adalah banyaknya penumpang yang tidak terdaftar dalam manifest. Hal itu memunculkan dugaan adanya permainan oknum anak buah kapal (ABK). Biasanya mereka mengizinkan masuknya penumpang gelap dengan imbalan tertentu. Penumpang gelap itu masuk melalui truk-truk yang memang dimuat di dalam kapal.

Kemarin, Jawa Pos kebetulan bertemu dengan seorang penumpang yang sudah terbiasa masuk ke dalam kapal secara ilegal. Biasanya di menumpang truk yang masuk ke dalam kapal. ”Bisa hemat hingga Rp 200 ribu,” ucapnya.

Biasanya petugas juga akan meminta uang kepada mereka. Pungutannya di kisaran Rp 100 hingga Rp 150 ribu, tergantung panjangnya rute pelayaran.

Menurut penumpang yang menolak menyebutkan identitas itu, praktik semacam itu sudah menjadi rahasia umum. Di setiap kapal angkut jenis roll on-roll off (ro-ro), banyak orang yang menjadi penumpang gelap seperti dirinya. Saking seringnya, para penumpang itu bisa membuat janji dengan sopir atau kernet truk yang hendak menjadi penumpang kapal.

”Sudah sama-sama punya nomor hape. Kadang SMS dulu kalau sama-sama mau pulang,” ujar pria yang juga kuli bangunan itu. Menurutnya, kalau sudah akrab dengan sopir atau kernet truk, mereka cuma memberi uang untuk beli rokok saja. (did/fat)