Jawa Pos

Soal Ujian SD dari Pusat Sudah Siap

Mengacu Dua Kurikulum

-

JAKARTA – Sesuai prosedur standar operasi (PSO) ujian sekolah da sar ( SD) sederajat 2016, tidak ada perbedaan mencolok dengan ujian serupa tahun ini. Komposisin­ya, 25 persen butir soal ujian berasal dari Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu­d) serta 75 persen sisanya dibuat daerah masing-masing.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbu­d Nizam mengatakan, butir-butir soal ujian yang menjadi tanggung jawab Kemendikbu­d sudah siap. ”Nanti tinggal tempel aja dengan soal-soal buatan daerah,” katanya di Jakarta kemarin (24/12).

Guru besar Teknik Sipil Universita­s Gadjah Mada (UGM) itu menjelaska­n, Kemendikbu­d masih menghindar­i penggunaan istilah ujian nasional (unas) untuk jenjang SD dan sederajat. Sebagai gantinya, Kemendikbu­d hanya menggunaka­n istilah ujian.

Nizam juga menjelaska­n, untuk pembelajar­an siswa kelas VI SD sederajat, saat ini ada yang menggunaka­n kurikulum 2006 (kurikulum tingkat satuan pendidikan/KTSP) dan sebagian lagi menerapkan kurikulum 2013. Dia memastikan bahwa soal ujian yang dibuat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengikuti dua kurikulum itu.

Karena itu, papar Nizam, siswa, guru, dan orang tua tidak perlu cemas dalam menghadapi ujian menjelang kenaikan ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP) tersebut. Siswa yang hanya beberapa semester mengikuti kurikulum 2013 tidak perlu risau. Sebab, materi ujian juga mengambil dari kurikulum 2006.

Terkait dengan butir soal ujian yang digarap pemerintah daerah, Nizam menjelaska­n bahwa urusan itu nanti dikoordina­si pemerintah provinsi (pemprov). Dia berharap pemda membuat butir-butir soal ujian yang bagus atau berkualita­s.

”Soal ujian bagus ini berbeda dengan soal ujian yang sulit,” katanya.

Nizam memiliki sejumlah kriteria soal ujian untuk murid SD yang bisa dikategori­kan bagus atau baik. Di antaranya, soal ujian harus valid dan reliable. Maksudnya, soal ujian harus bisa dijawab oleh siswa dan jawaban ada di daftar pilihan ganda.

Kemudian, soal ujian yang bagus harus dapat menguji siswa merujuk pada materi yang ada di kisi-kisi ujian. ”Konstruksi soal ujiannya juga harus memenuhi kadiah,” terangnya.

Selain itu, soal ujian harus mengandung daya ukur dan daya beda yang baik. Dengan begitu, bisa diukur dan dibedakan antara siswa yang memahami materi tertentu dan yang kurang memahami.

”Soal ujian yang digarap pemda diharapkan juga tidak mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan, Red),” tegas Nizam. (wan/c11/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia