Lebih Maksimal Dipadu Chemical Peeling
SECARA alami, sel kulit mengalami regenerasi dalam kurun 21 hari. Saat itu, lapisan kulit teratas akan mengelupas sendiri. Regenerasi sel di lapisan teratas tersebut menjadikan tekstur kulit awet halus, kenyal, dan berona cerah. Menurut dr Bertha Susanna Syah SpKK, hal tersebut merupakan indikator kulit yang sehat.
’’Dengan regenerasi alami tersebut, kulit dalam kondisi sehat. Tidak perlu pemutih,’’ tegasnya.
Yang perlu dilakukan adalah merawat kondisi kulit agar tetap lembap dan terlindung. Bertha menilai penggunaan pemutih hanya diberikan dengan diagnosis tertentu. Misalnya, penanganan flek hitam atau bekas luka.
Umumnya, bahan pemutih yang banyak diresepkan dokter adalah hydroquinone. Itu pun dengan konsentrasi 2–5 persen. ’’Penggunaan hydroquinone memang efektif, tetapi harus dikombinasikan dengan bahan antiinflamasi seperti steroid. Sebab, jika dipakai terus menerus, kulit bisa iritasi dan merah-merah,’’ tutur dokter di RSK St Vincentius a Paulo Surabaya (RKZ Surabaya) tersebut.
Agar hasilnya maksimal, penggunaan pemutih juga disertai dengan proses chemical peeling dan mikrodermabrasi. Dua proses tersebut bertujuan’’mengelupas’’ sel-sel kulit mati yang tidak terangkat dalam proses regenerasi.
Dokter alumnus Universitas Atma Jaya tersebut menuturkan, dengan cara tersebut, zat pemutih bisa diserap baik oleh kulit. Bertha menjelaskan, bila target telah tercapai, penggunaan pemutih dihentikan.
’’Misalnya, flek hitam atau bekas lukanya sudah memudar. Untuk maintenance, pasien tetap menggunakan pemutih dengan kandungan lebih ringan,’’ tambahnya.
Lebih baik lagi jika pasien sejak dini menggunakan sunscreen sesuai dengan tipe kulit agar tidak muncul problem penggelapan. vBila pemutih berdosis keras tersebut digunakan dalam jangka panjang atau tanpa resep, dia menyatakan bakal ada rebound effect.
’’Jadi, setelah stop pemakaian, kulit justru makin gelap dan tipis. Nah, kalau sudah masuk tahap itu, kulit sulit seperti semula,’’ ucapnya. (fam/co2/ayi)