Berat, tapi Bukan Tak Mungkin
Melihat Peluang BMX Menuju Olimpiade 2016 Dari cabang olahraga balap sepeda, BMX punya peluang mengirimkan wakilnya ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Peluang memang tipis. Namun, tidak ada salahnya menggantungkan harapan.
PERJUANGAN BMX Indonesia untuk bisa menempatkan wakilnya di pentas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 belum tertutup. Indonesia masih sangat berpeluang mengirimkan setidaknya seorang wakil pada terbesar dunia empat tahun an itu. Jika melihat komposisi
saat ini, peluang itu terbuka lebar.
Saat ini, Elga Kharisma Novanda dan Toni Syari fudin masih menjadi an dalan untuk mewakili In donesia ke Olimpiade. PB ISSI siap mendukung penuh dua
itu untuk mengumpulkan poin demi poin pada kualifikasi tahun depan. Salah satunya mengikutkan Elga dan Toni pada ajang World Championship dan World Cup 2016.
Jika berprestasi, peringkat Elga dan Toni akan terdongkrak di klasemen UCI kategori BMX. Baik itu untuk kategori individu maupun peringkat negara. Sebab, untuk lolos ke Olimpiade 2016, Indonesia minimal harus menempati posisi ke-13.
Sedangkan tiga atau empat slot tersisa akan diberikan untuk negara yang mendapatkan wild card. ’’Kami ingin terus berjuang, nggak mau kalau hanya dapat wild card tanpa perjuangan,’’ ujar Dadang H.P., pelatih pelatnas balap sepada Indonesia, di Jakarta kemarin (24/12).
Perjuangan sejatinya tidak hanya bertarung di lintasan, tetapi juga menyingkirkan jauh-jauh sisa konflik yang menghantam PB ISSI dalam dua tahun ini. Organisasi tersebut amburadul dengan terpecah menjadi tiga kubu sebelum bersatu kembali Maret lalu via musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Ini membuat pengurus BMX harus berjuang keras. Tim pelatih bahkan harus urunan untuk mengirimkan atletnya bertanding di luar negeri.
Persaingan memang makin berat. Pada ajang SEA Games 2013 Myanmar, Elga sukses meraih emas. Namun, pada Asian Games 2014 Incheon, dia berada di belakang atlet naturalisasi Thailand asal Amerika Serikat Amanda Mildred Carr. Tahun lalu, Elga yang ditargetkan meraih emas hanya menempati pe ring kat keempat. ’’Konsentrasi kami ke depan adalah meningkatkan performa mereka,’’ kata Dadang.
Langkah untuk menggenjot performa akan berat. Toni, misalnya, kini tengah menjalani masa penyembuhan pascacedera saat turun di ajang C-1 Thailand November lalu. ’’Saat ini Toni mulai latihan, meski belum pulih benar. Dia jadi salah satu proyeksi kami untuk Olimpiade,’’ ucapnya.
Sementara itu, Elga mengungkapkan, dirinya akan sangat fokus untuk mengikuti setiap race. Mengejar target besar Olimpiade memang menjadi muara besar. Namun, jika tidak fokus per balapan, harapan jelas akan melayang. ’’Intinya, saya fokus saja ke setiap balapan,’’ terangnya.
Sebab, menurut Elga, perlombaan BMX tidak bisa dihi tung secara matematis. Se ke cil apa pun peluang harus bisa dimak simalkan. Sebaliknya, ke salahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal.
Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari menyatakan, pihaknya terus mendorong para atlet untuk bisa tampil maksimal hingga Mei 2016. Sebab, waktu itu merupakan deadline buat atlet BMX untuk memaksimalkan masa kualifikasi. ’’Karena saya CDM ( chef de mission) Olimpiade 2016, saya juga berharap cabor saya bisa lolos. Kalau saya melihat, saya optimistis satu wakil akan lolos,’’ terangnya. (nap/mat/c17/nur)