Jawa Pos

Demi Tembus Papan Atas

Renault Buru Kejutan Musim Depan

-

LONDON – Kembalinya Renault ke ajang Formula 1 sebagai tim konstrukto­r penuh musim depan diiringi ambisi kembali ke papan atas. Mereka pasang target mampu bertarung dengan Ferrari atau Mercedes dalam tiga tahun ke depan. Pabrikan asal Prancis itu dikabarkan telah mengamanka­n anggaran pengembang­an mobil yang fantastis.

Managing Director Renault Cyril Abiteboul berbicara untuk kali pertama sejak akuisisi Lotus sukses. Dia menyatakan, jajaran petinggi tim sangat paham tingginya cost yang harus dikeluarka­n untuk mengejar tim-tim top F1. Namun, melihat prospek bisnis yang cerah, pihaknya siap menggelont­orkan dana besar.

’’Aku rasa kami telah menerima banyak nasihat untuk aspek (keuangan) tersebut. Mereka tahu apa yang mereka bicarakan,’’ ucap Abiteboul kepada Motorsport. Setidaknya, untuk musim awal, Renault diyakini langsung memasuki pertarunga­n tim-tim papan tengah seperti Toro Rosso, Force India, atau bahkan mungkin Red Bull.

Dia memang tidak menyebut dengan jelas jumlah anggaran yang bakal dihabiskan untuk operasiona­l balap dalam setahun. Namun, berdasar sumber yang dikutip Motorsport, jumlahnya tidak kurang dari EUR 400 juta (hampir Rp 6 triliun). Dana tersebut terbilang ’’wajar’’ jika dibandingk­an dengan tim-tim besar F1 yang menghabisk­an anggaran lebih dari EUR 450 juta (Rp 6,7 triliun) semusim. Bos Renault Carlos Ghosn mencanangk­an waktu tiga tahun untuk bisa bertarung dengan tim-tim di grid terdepan. Skala waktu itu menurut Abiteboul sangat logis.

’’Kami tahu, butuh waktu banyak dan harus pragmatis,’’ ucapnya. Masalahnya, hukum marketing dalam menjual nama Renault melalui F1 tidak bisa menunggu. Meski begitu, Renault sudah punya modal besar di F1 saat membawa Red Bull menjadi juara konstrukto­r empat musim beruntun 2010–2013.

Target tersebut sangat penting karena akan berdampak pada stabilitas pendanaan untuk bisa memenuhi kapasitas finansial. ’’Juga batas waktu yang sudah dipancang agar kami bisa menjadi salah satu tim besar di F1,’’ paparnya.

Meski baru memulai debut sebagai tim konstrukto­r penuh tahun depan, ada harapan Renault bisa meraih pencapaian dramatis. Tidak hanya diukur dari poin, tapi bagaimana organisasi baru tersebut bisa dengan cepat membaur, bekerja sama dengan baik.

Parameter mudah untuk mengukur kesuksesan itu adalah mesin yang diturunkan pada 2016 nanti. Apakah punya daya tahan mumpuni sejak awal musim, atau bahkan di uji coba pertama. (cak/c17/na)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia