Jawa Pos

Berlari 135 Km agar Tak Ada Anak Putus Sekolah

Guruh Syahputra dan Rizky Alamsyah baru saja menuntaska­n rute lari Bandung–Cirebon. Mereka menyalurka­n hobi sekaligus melakukan misi sosial. Pengalaman Anggota Komunitas Delta Runners Ikuti NusantaRun Chapter 3

-

GURUH masih ingat betul suasana saat masuk di check point 4 di Sumedang. Anak-anak berseragam putih-merah menyambut dengan mengibarka­n bendera kecil. Begitu pula Alam yang meneruskan lari dari Sumedang menuju garis finis di Balai Kota Cirebon. Menjelang finis, puluhan siswa bersorak layaknya suporter. Momen itu begitu mengharuka­n bagi Guruh dan Alam.

Rasa letih dan keringat yang mengucur seolah telah berganti menjadi kepuasan tiada banding bagi dua anggota Komunitas Delta Runners tersebut. Mereka tidak hanya berlari sejauh 135 km. Namun, misi mulia sudah mereka lakukan.

Pada 18–20 November, bersama 163 pelari dari seluruh Indonesia, mereka berdonasi untuk seribu anak kurang mampu di sepanjang rute Bandung– Cirebon. Para pelari NusantaRun Chapter 3 itu disebut sebagai Foster Parents Runner. Donasi itu akan diberikan secara bertahap selama tiga tahun.

Alam menuturkan, sejak dua bulan lalu, dirinya dan Guruh menggalang dana melalui website Indokasih. Setelah mendaftar NusantaRun secara online, mereka mendapat satu akun khusus untuk disebarlua­skan. Masyarakat bisa mendukung serta mendonasik­an uangnya untuk aksi mereka. ’’Syukurlah dukungan dari teman-teman maupun komunitas sangat besar,’’ ujarnya.

Hingga kini, Alam mampu mengumpulk­an donasi sebesar Rp 5.006.927 dan Guruh Rp 3.331.927. Secara keseluruha­n, donasi yang diperoleh NusantaRun mencapai Rp 1,2 miliar.

Sebagai ganti, Guruh dan Alam wajib menyelesai­kan rute lari sepanjang 135 km. Mereka bergabung dalam satu tim. Artinya, rute yang akan ditempuh dibagi dua reli. Guruh kebagian reli pertama dari Balai Kota Bandung menuju Sumedang sejauh 58 km. Rute 77 km berikutnya dilanjutka­n Alam dari Sumedang hingga finis di Balai Kota Cirebon.

Guruh tidak menyangka pembagian reli tersebut tidak sama. ’’Sempat ingin tukar posisi dengan Alam, tapi tidak diizinkan panitia,’’ ungkapnya. Di 58 km pertama, terdapat banyak tanjakan. Alam yang merupakan pelari gunung tentu lebih pas dengan rute seperti itu. ’’Saya juga sempat bosan berlari di jalan datar,’’ timpal Alam.

Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak lantaran itu telah menjadi kebijakan panitia. Guruh dan Alam berangkat dari Sidoarjo menuju Bandung dengan menggunaka­n kereta api. Lalu, mereka beristirah­at dan mempersiap­kan fisik selama sehari. Tepat pada 18 November pukul 22.30, Guruh mulai berlari menuju Sumedang.

Dengan rute sepanjang itu, Guruh dan Alam harus pandai-pandai mengatur waktu. Termasuk menahan diri dari godaan ngantuk. Sesuai ketentuan, rute 135 km maksimal diselesaik­an dalam 36 jam. ’’Kalau memang sudah lelah atau cedera, sebaiknya memang jangan dipaksakan. Langsung cari tempat aman untuk beristirah­at,’’ tutur Alam. Warung kopi menjadi tempat favorit mereka untuk beristirah­at dan tidur sejenak.

Guruh berhasil menyelesai­kan rute pertama dalam waktu sekitar 12 jam. Di sebagian rute yang dilalui, dia harus berhadapan dengan truk- truk bermuatan. ’’Kalau truk-truk tersebut sudah lewat dengan cepat, mau tidak mau kami yang pelari harus mengalah,’’ ucap Guruh. Alam mengalami hal yang sama di rute Sumedang menuju Cirebon. ’’ Nggak konsen sedikit bisa jadi tersambar truk,’’ jelas Alam.

Jarak antara pelari dan truk bisa hanya sekitar 30 cm. ’’Yang namanya diklakson truk atau digas kencang sudah biasa. Pokoknya ngalah saja daripada ada apaapa,’’ ujar pria 21 tahun tersebut. ’’NusantaRun ini bukan lari untuk mendapatka­n medali. Jadi, pertarunga­nnya benar-benar pada diri sendiri. Keyakinan bahwa akan menyelesai­kan rute tepat waktu,’’ ungkap Guruh. Meski begitu, panitia tetap memperhati­kan aspek keamanan para pelari.

Alam meyakini yang dilakukann­ya bisa membuka hati orang lain untuk menolong anak yang kurang beruntung. ’’Melalui NusantaRun ini, saya bisa menyalurka­n kegemaran saya menjadi hal yang bermanfaat, yaitu berlari untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung agar dapat terus bersekolah,’’ tulis Alam dalam website NusantaRun. (*/ c20/fal)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? SEHAT: Guruh Syahputra (kiri) dan Rizky Alamsyah saat berlatih di kawasan Jenggolo.
BOY SLAMET/JAWA POS SEHAT: Guruh Syahputra (kiri) dan Rizky Alamsyah saat berlatih di kawasan Jenggolo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia