Gresik Migas Terancam Bangkrut
Tak Bisa Penuhi Permen ESDM
GRESIK – Nasib PT Gresik Migas (GM) berada di ujung tanduk. Badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemkab Gresik itu terancam tidak mendapat pasokan gas dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore ( PHE WMO).
Hal itu terjadi setelah munculnya peraturan baru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bernomor 37/2015 tentang Alokasi, Pemanfaatan, dan Harga Gas. Dalam Permen ESDM yang tertanggal 23 Oktober 2015 tersebut, penerima pasokan gas harus memiliki jaringan pipa distribusi sendiri. Selain itu, perusahaan wajib menjual langsung ke konsumen atau end user. Peraturan tersebut diterapkan per 1 Januari 2016.
Peraturan itu bakal menyulitkan GM yang berkantor di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo. Apalagi, kontrak jual beli gas Gresik Migas (GM) dengan PHE WMO bakal berakhir pada 31 Desember. PHE WMO menyuplai gas ke GM sekitar 17 juta meter kaki kubik per hari. ’’Ini jelas tidak mungkin. Selama ini, Gresik Migas menjual minyak kepada beberapa rekanan, baru dijual lagi kepada pembeli terakhir,’’ ujar anggota Komisi B DPRD Gresik Faqih Usman.
Faqih menambahkan, jika aturan itu diterapkan, GM bakal mengalami kebangkrutan. Selama ini, lanjut dia, GM menjual gas kepada perusahaan PT Alas Energi Indonesia (AEI). Kemudian, AEI menjual lagi kepada pembeli terakhir atau end user.
Menurut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu, untuk menjual gas kepada perusahaan pembeli terakhir membutuhkan waktu untuk mempersiapkannya. Karena, GM harus membangun infrastruktur instalasi gas. ’’Kalau Gresik Migas bangkrut, jelas merugikan daerah. Sebab, anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan instalasi pipa cukup besar,’’ paparnya.
Faqih menyatakan, Komisi B DPRD Gresik bakal mengajukan pengecualian kepada menteri ESDM. Karena itu, pasokan gas yang diberikan PHE WMO kepada Gresik Migas tetap sama seperti sebelumnya dan pola penjualannya juga sama. ’’Semoga saja diterima kementerian. Sebab, kontrak saat ini ditangani kementerian, bukan lagi SKK Migas,’’ katanya.
Staf Ahli PT Gresik Migas Nurdin Saini ketika dikonfirmasi membenarkan, kontrak jual beli gas dengan PHE WMO berakhir 31 Desember 2015. ’’Saya belum tahu adanya aturan baru itu. Yang pasti, kontrak jual beli berakhir 31 Desember nanti,’’ ujar mantan direktur teknik (Dirtek) Gresik Migas. ( yad/c23/dio)