Harga BBM Turun, Inflasi Melandai
JAKARTA – Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 5 Januari 2016 diperkirakan berdampak positif pada inflasi. Meski penurunan harganya relatif kecil, tekanan inflasi pada 2016 dapat berkurang.
’’Cukup membantu mengurangi inflasi pada 2016. Dampak langsungnya akan mengurangi inflasi sekitar 0,2 persen,’’ papar Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo kemarin (25/12).
Sebagaimana diwartakan, pemerintah memutuskan menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Harga premium menjadi Rp 7.150 per liter dan solar Rp 5.950 per liter. Sebelumnya, harga premium mencapai Rp 7.400 per liter dan harga solar Rp 6.700 per liter. Harga baru tersebut berlaku pada 5 Januari 2016. ’’Premium yang dikonsumsi 90 persen warga mengalami penurunan harga hanya 4 persen. Harga solar turun 10 persen,’’ katanya.
Selain dampak langsung, keputusan pemerintah itu memengaruhi hargaharga barang lain. Penurunan harga BBM membantu mengendalikan harga barang, termasuk kebutuhan pokok tahun depan. ’’Dampak tidak langsungnya, perubahan harga barang lain akan terjaga relatif moderat,’’ ujar Sasmito.
Terkait dengan prediksi inflasi tahun depan, dia meyakini bahwa target 4 persen plus minus 1 persen bisa tercapai. Apalagi, kondisi perekonomian tahun depan diproyeksikan membaik oleh banyak pihak. ’’Rasanya berada dalam interval kesepakatan pemerintah, BI (Bank Indonesia) dan DPR,’’ ungkapnya.
Ekonom Indef Didik J. Rachbini mengungkapkan, tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan soal capaian inflasi ke depan. ’’Pertama, dari sektor keuangan atau moneter, relatif tidak terjadi gejolak fluktuasi uang yang sangat tajam seperti bulan-bulan sebelumnya,’’ jelasnya kemarin.
Sebab, BI dan seluruh pihak berupaya bisa menjaga volatilitas nilai tukar. Langkah BI melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang tersebar di berbagai daerah cukup membuahkan hasil. Koordinasi TPID mengakibatkan capaian inflasi berada di angka yang rendah dan cukup terjaga. (ken/dee/c14/oki)