Jawa Pos

RI Kuasai Pasar Rotan Dunia

Suplai 80 Persen Kebutuhan Global

-

JAKARTA – Indonesia masih mendominas­i ekspor hasil alam di pasar global. Hingga kini, Indonesia menjadi suplier utama produk rotan ke seluruh dunia. ’’Kita menjadi negara pengekspor rotan terbesar di dunia, mengalahka­n eksporter lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan negara Asia lainnya. Setiap tahun Indonesia menyuplai 80 persen kebutuhan rotan dunia,’’ ujar Staf Ahli Menteri Perdaganga­n Bidang Manajemen Djunaedi kemarin (25/12).

Sekitar 90 persen rotan dihasilkan dari hutan tropis di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sisanya dihasilkan dari budi daya rotan. ’’Rotan merupakan salah satu penghasil devisa negara yang cukup besar. Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor bahan baku dan barang kerajinan berbahan rotan terbesar dunia,’’ ungkapnya.

Belum lama ini pemerintah telah meresmikan Sistem Resi Gudang (SRG) rotan pertama di Indonesia di Kawasan Industri Rotan Ham- pangen, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. ’’Sistem itu diharapkan dapat mengoptima­lkan integrasi hulu dan hilir sehingga kebutuhan petani serta industri rotan bisa terpenuhi,’’ paparnya.

Hal itu bisa menjadi pelindung ketika harga rotan terus turun akibat ditutupnya keran ekspor rotan mentah. ’’Itu merupakan instrumen perdaganga­n dan pembiayaan yang dapat mendukung upaya peningkata­n daya saing perdaganga­n serta perluasan akses peningkata­n modal kerja bagi para petani, UKM, maupun pelaku usaha lain di bidang rotan,’’ jelasnya.

Djunaedi menerangka­n, rotan yang dihasilkan di daerah sentra produksi dapat diserap dengan mudah dan terjamin mutunya oleh industri. Ketersedia­an stok rotan bisa menjadi modal utama tumbuhnya industri rotan dalam negeri yang berdaya saing. ’’Apalagi, rotan merupakan salah satu penghasil devisa negara yang cukup besar,’’ jelasnya.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perdaganga­n Nomor 08/M-DAG/ PER/02/2013 tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam Penyelengg­araan SRG, terdapat 10 komoditas yang bisa disimpan dan terbagi dalam dua bagian berdasar terciptany­a ketahanan pangan. Yaitu, gabah, beras, dan jagung.

Sementara itu, berdasar terciptany­a peningkata­n industri dan ekspor, antara lain, produk kopi, kakao, lada, karet, rotan, rumput laut, dan garam. Komoditas dalam SRG dapat ditambah berdasar usulan dari pemerintah daerah, instansi terkait, dan asosiasi komoditas dengan memperhati­kan persyarata­n daya simpan, standar mutu, serta jumlah minimal barang yang disimpan. (wir/c15/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia