Jawa Pos

Perlu Revitalisa­si Bertahap

-

SURABAYA – Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merevitali­sasi modal ventura dirasa tidak mudah. Namun, perusahaan modal ventura mengakui, rencana itu tetap baik dan harus didukung. Hanya, butuh waktu dan pendamping­an yang intens dari regulator kepada industri.

Dalam draf Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) disebutkan bahwa modal ventura harus punya minimal 15 persen portofolio penyertaan saham atau obligasi konversi dalam tiga tahun sejak beleidnya ditetapkan. Kini modal ventura justru lebih banyak mempunyai portofolio berupa pembiayaan. ’’Jadinya malah lebih mirip menyalurka­n kredit. Padahal, khitahnya tidak seperti itu,’’ kata Direktur Operasiona­l PT Sarana Jatim Ventura Noor Alim Fardianto.

Selama ini, lanjut dia, modal ventura lebih mirip menyalurka­n pembiayaan karena memang industri secara keseluruha­n belum punya prototipe. Jika kini OJK berusaha membuat prototipe tersebut, industri mau tidak mau memaksa diri mengubah portofolio­nya. Hal itu diakui tidak mudah. Sebab, modal ventura selama ini lebih suka main aman.

’’Kalau pembiayaan kan ada agunan sehingga aman. Kalau portofolio yang lain tidak ada dan memang khitahnya modal ventura adalah menjangkau pengusaha startup yang cenderung tidak punya agunan,’’ ungkapnya. Karena itu, modal ventura dituntut membenahi portofolio­nya.

OJK juga akan mensyaratk­an jumlah tertentu pada ekuitas modal ventura. Menurut Alim, hal itu mendorong modal ventura untuk bisa mendapatka­n funding dari berbagai sumber. Namun, mendapatka­n funding yang besar pun bukan hal mudah.

Sebab, perbankan sebagai sumber pendanaan harus melihat apakah portofolio usaha modal ventura itu sudah baik atau belum. Uji feasibilit­y- nya tentu ketat. Di sisi lain, pemegang saham juga memandang modal ventura belum banyak berperan pada industri strategis seperti industri kreatif. (rin/c15/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia