Incar Premi Rp 1,2 T dari Properti
SURABAYA – Industri asuransi diharapkan bekerja ekstrakeras tahun depan. Turunnya penerimaan premi dari sektor properti tahun ini diharapkan tidak kembali terjadi. Apalagi, properti masih menjadi penyumbang premi terbesar untuk industri asuransi umum.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Jawa Timur (AAUI Jatim) Didik Mulyono mengatakan, sepanjang 2015, premi asuransi properti hanya Rp 900 miliar. ’’ Turunnya tidak banyak, 5 persen saja. Tapi, tahun depan semestinya lebih baik,’’ ujarnya.
Dia menargetkan pengumpulan premi asuransi properti tahun depan bisa tumbuh hingga Rp 1,2 triliun. Selama ini, mayoritas premi asuransi properti untuk rumah didapat dari kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan. Ketika pembelian rumah turun, premi yang bersumber dari KPR ikut anjlok.
Sementara itu, pertumbuhan jumlah hotel dan gedung perkantoran yang pesat di Jatim membawa dampak signifikan pada premi asuransi properti. ’’Karena holding perusahaannya ada di Jakarta. Jadi, propertinya saja yang masuk ke sini, preminya tetap ke Jakarta,’’ lanjutnya.
Didik menyatakan, perusahaan asuransi masih bisa berharap pada industri manufaktur. Sebagai provinsi yang memiliki banyak industri manufaktur, banyak premi yang bisa diincar untuk perlindungan pabrik dan tempat usaha lainnya. Ruko dan rukan juga cukup potensial untuk dibidik.
Selain itu, perusahaan asuransi diminta mengembangkan produk asuransi mikro, yang salah satunya juga bisa meng- cover risiko untuk rumah dan tempat usaha mikro. Memang, kontribusi asuransi mikro pada total pengumpulan premi masih terbilang kecil karena preminya maksimal hanya Rp 50 ribu. (rin/c19/oki)