Damaskus Siap Ikuti Perundingan Damai
BEIRUT – Pintu menuju perdamaian di Syria terbuka. Rezim Presiden Bashar al-Assad menyatakan siap berpartisipasi dalam resolusi yang digagas PBB untuk mengakhiri perang saudara di negeri tersebut. Namun, kesediaan itu bersyarat. Mereka hanya mau berdiskusi dengan kelompok oposisi tertentu.
’’Damaskus siap berpartisipasi dalam dialog masalah Syria di Jenewa tanpa intervensi pihak asing,’’ ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Syria Walid Muallem sebagaimana dilansir kantor berita AFP kemarin (25/12). ’’Tim negosiasi dari pemerintah akan siap segera setelah kami menerima daftar delegasi dari pihak oposisi (pemberontak, Red),’’ tambahnya.
Masalahnya, kelompok pemberontak di Syria cukup banyak. Tidak mudah menentukan kelompok mana yang ’’berhak’’ mengikuti perundingan tersebut. PBB meminta Jordania mencatat kelompokkelompok yang masuk daftar hitam. Nah, mereka itulah yang tidak diperbolehkan untuk mengirimkan delegasinya dalam pembicaraan perdamaian Syria. Termasuk di antara kelompok ’’hitam’’ itu adalah Islamic State (IS) atau ISIS dan Front al-Nusra yang memiliki hubungan dengan jaringan Al Qaeda.
Muallem mengatakan, pemerintah Syria meminta daftar kelompok yang dikategorikan sebagai organisasi teroris tersebut. Presiden Assad selama ini selalu menyebut semua yang melawan mereka adalah teroris.
Perundingan untuk mengkhiri konflik di Syria itu rencananya digelar Januari mendatang. Jika berjalan lancar, dalam kurun waktu enam bulan akan dibentuk pemerintahan transisi sebelum akhirnya digelar pemilu untuk memilih ulang presiden. ( AFP/ sha/ c19/ ca)