Percepat Relokasi Mandiri Warga Sinabung
JAKARTA – Pemerintah berencana merelokasi pengungsi Sinabung secara mandiri atau terpencar. Ide tersebut muncul setelah pencarian lokasi relokasi yang tidak juga menemui titik terang.
Terlebih, aktivitas Gunung Sinabung masih terpantau tinggi. Status awas bahkan belum diturunkan. Kemarin gunung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, itu pun dilaporkan kembali mengalami erupsi. Tercatat, Sinabung mengalami erupsi empat kali dengan ketinggian kolom abu sampai 1.500 meter dari puncak gunung. Keselamatan warga pun harus diutamakan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Pur wo Nugroho menyatakan, pihaknya bersama pemerintah daerah sulit mencari lokasi relokasi yang bisa menampung kloter relokasi selanjutnya.
Tercatat, ada 4.967 jiwa atau 1.683 kepala keluarga yang harus segera dipindahkan menyusul kloter pertama. Mereka merupakan warga empat desa, yakni Guru Kinayan, Kota Tunggal, Beras Tepu, dan Gamber.
Sebelumnya, 370 kepala keluarga atau 1.212 jiwa pengungsi Sinabung dipindahkan ke rumah baru di Siosar. Mereka menempati rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit yang dibangun Karya Bhakti Skala Besar TNI-AD dengan sumber dana dari BNPB.
’’Kami berencana merelokasi secara mandiri atau terpencar. Sebab, sulit mencari tanahnya. Nanti diberi uang dan mereka bisa menentukan sendiri,’’ ungkap Sutopo.
Meski begitu, kata dia, pemerintah masih menjamin kehidupan mereka. Telah disewakan rumah bagi para pengungsi sampai Juni tahun depan. Selain itu, pemerintah menyediakan lahan kosong untuk mereka. Lahan tersebut diberikan karena sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bertani.
Selain itu, hingga kini masih banyak warga yang harus tinggal di pengungsian karena status awas Sinabung. Menurut data BNPB, ada 10.110 jiwa atau 3.150 kepala keluarga di lokasi pengungsian sementara. (mia/c5/end)