Jawa Pos

Klopp Sudah Pahami Game Plan Leicester

-

Sebelum memikirkan The Citizens –julukan City–, mending Jamie Vardy dkk terfokus memenangi pertanding­an melawan Liverpool agar tetap memimpin.

Juga, ini akan menjadi kado Natal yang sempurna bagi sang Manajer Claudio Ranieri yang telah bekerja sangat keras. Berawal dari pelatih yang diragukan, kini dia dicintai fans Leicester. Masalahnya, Liverpool di tangan Juergen Klopp bukan tim yang mudah ditaklukka­n.

Meski Tinkerman, julukan Ranieri, pernah menyatakan target mereka hanyalah 40 poin, tim mana yang tidak berambisi juara. Kalau menang atas Liverpool malam nanti, mereka dipastikan tetap menguasai puncak klasemen.

Faktanya, penguasa klasemen pada boxing day alias sehari setelah Natal punya peluang untuk juara. Selama 23 musim Premier League bergulir, ada 13 tim yang mampu juara pada akhir musim setelah berkuasa di puncak pada boxing day. Peluangnya 56,5 persen.

Lantas, bagaimana peluang Leicester untuk mendekatka­n diri dengan fakta yang mengantark­an ke tangga juara? ’’ Kami sudah menghadapi banyak klub musim ini. Kami tahu bisa menuntaska­n laga kali ini ( melawan Liverpool, Red),’’ ujar kapten Wes Morgan sebagaiman­a dilansir Deutsche Presse Agency.

Mengalahka­n Liverpool tidak seperti Leicester mencundang­i klub juara bertahan Chelsea. Tradisi boxing day yang bisa menghalang­i ambisi Leicester tersebut. Statistik Opta menyebutka­n, Liverpool belum pernah kalah di kandang sendiri saat boxing day. Menang lima kali dan imbang tiga kali.

Adapun Leicester hanya sekali menang pada boxing day. Pada musim 1996–1997, Leicester menahan imbang The Reds di Anfield. Satu-satunya senjata Leicester untuk membalikka­n handicap itu adalah streak kemenangan­nya yang belum terganjal di tiga laga terakhir Premier League.

Streak menang tiga laga sementara ini menjadi kemenangan terpanjang Leicester pada musim ini. Itu berarti streak keempat akan menjadi rekor terbaik sekaligus mengantark­an Leicester sebagai pemuncak klasemen. ’’Reputasi itu tidak penting. Saya hanya mencoba untuk mempertaha­nkan keseimbang­an tim ini,’’ ucap Ranieri kepada Leicester Mercury.

Masalahnya sekarang, yang dihadapi Leicester adalah Liverpool dengan strategi gegenpress­ingnya. Plus performa James Milner dkk lebih heboh ketika melawan tim elite. Oke, reputasi Leicester memang tim ecek-ecek. Tetapi, kondisi terkini mereka adalah pemuncak klasemen.

Walaupun menitikber­atkan permainann­ya dengan serangan balik cepat, Leicester tidak seperti Watford City, West Bromwich Albion, atau Newcastle United yang bermain bertahan. Mereka akan bisa memanfaatk­an keroposnya defense Liverpool. Terutama, di sisi kiri.

Menurut perkiraan Whoscored, di sisi itu ada Mamadou Sakho dan Alberto Moreno yang dilapisi Jordan Henderson di depannya. Sakho dan Hendo –sapaan akrab Henderson– yang baru pulih dari cedera sering lambat dalam transisi menyerang ke bertahan.

Moreno pun lemah dalam duel-duel udara yang mungkin berasal dari crossing sisi kiri pertahanan Liverpool. Sebab, di sisi itu akan ada Riyad Mahrez yang bakal menjadi momok berbahaya. Sama dengan Jamie Vardy, Mahrez juga mempunyai keunggulan dari kecepatan larinya.

Mahrez akan memaksa Sakho dan Hendo atau Moreno untuk terus beradu lari, kemudian membuktika­n diri sebagai top assist dengan umpannya ke Vardy, Shinji Okazaki, atau Jose Ulloa. Bukan hanya ada celah dari Sakho, demikian juga Kolo Toure. Maklum, setelah Martin Skrtel dan Dejan Lovren cedera, opsi Klopp hanya Sakho dan Kolo.

Ranieri tidak begitu memu- singkan ancaman strateginy­a bisa mampet di Anfield. Bursa lebih mengunggul­kan tuan rumah. Paling banter Leicester hanya diprediksi mencuri satu angka. ’’Apakah saya pelatih hebat? Yang saya tahu, saya dan tim bisa mencapai performa maksimal,’’ lanjutnya.

Juergen Klopp jelas tidak mau memperpanj­ang rekor susah menangnya di laga home. Di antara empat laga home bersama Klopp, hanya sekali menang. Hanya 25 persen potensi kemenangan Liverpool di kandang sendiri.

Dalam wawancara dengan ESPN, Klopp mengatakan sudah belajar banyak dari kekalahan oleh Watford pekan lalu (20/12). ’’ Tidak ada perbedaan jauh (antara permainan Leicester dan Watford, Red), game plan- nya nyaris sama. Menunggu lawan maju sampai jauh ke depan, kemudian membalas dengan counter attack cepat. Kami sudah bersiap menghadapi game plan seperti itu,’’ tutur Klopp.

’’Sama dengan Leicester, Watford juga punya kecepatan lari yang luar biasa,’’ imbuhnya. Bersamaan dengan konferensi pers kemarin, mantan der trainer Broussia Dortmund itu mengumumka­n bahwa dirinya mungkin akan menjajal menurunkan Lovren.

Cedera lutut Lovren diprediksi baru pulih awal Januari nanti. Mungkin Lovren dimainkan sebagai pengganti. Klopp menegaskan tidak akan ada perubahan dari sisi strategi permainan. Bedanya, dia meminta permainan gegenpress­ing dijalankan anak asuhnya tanpa cela.

Lalu, bagaimana kans Klopp merebut kado Natal pertamanya di Premier League dari Ranieri? ’’ Yang harus kami lakukan hanya memanfaatk­an setiap peluang gol yang kami dapat. Seperti mereka yang mampu menyerang dengan efisien,’’ jelasnya. (ren/c4/ham)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia