Jawa Pos

Empat Klub Inggris dalam Bidikan

-

Musim ini, 1860 Muenchen harus berjuang menyelamat­kan diri dari jurang degradasi setelah menduduki peringkat ke-17 di antara 18 klub Bundesliga 2. Bukannnya terus mendukung, fans 1860 Muenchen malah meluncurka­n petisi menolak keberadaan Ismaik.

Berdasar laporan Abendzeitu­ng Muenchen, hingga Rabu sore (23/12), sekitar seribu pendukung yang menyatakan dukungan agar Ismaik melepaskan sahamnya. Pendukung 1860 Muenchen itu seakan lupa bahwa Ismaik beberapa kali menyelamat­kan klub berusia 155 tahun itu dari ancaman degradasi selama lima musim terakhir.

’’Jujur saja, saya kadang merasa tertekan dengan angka-angka yang sudah saya keluarkan untuk klub ini (1860 Muenchen). Sekarang mereka (fans) seenaknya meminta saya segera pergi dari sini,’’ keluhnya dalam wawancara dengan Kicker sehari sebelum terbang ke London.

Persoalan semakin komplet saat ada konflik internal di tubuh klub juara Bundesliga 1965–1966. ’’Karena itu, saya merasa harus pergi ke Inggris. Di sini, investasi sepak bola akan bergairah dan sangat menghibur. Tidak seperti yang sudah saya alami selama di Jerman,’’ tambahnya.

Dalam pandangann­ya sebagai seorang pengusaha, membeli saham di klub Inggris mampu mendatangk­an keuntungan. Dia berkaca pada Sheikh Mansour. Ismaik menegaskan, dirinya tetap melobi klub-klub di Premier League dan Championsh­ip untuk merealisas­ikan keinginann­ya mempunyai saham di klub sepak bola Inggris.

’’Paling cepat dalam sebulan ke depan dan paling lambat tiga tahun mendatang. Yang jelas, kami tetap mengingink­an un- tuk menginvest­asikan uang di klub Inggris,’’ tegasnya. Di dalam daftar nama pemilik saham mayoritas klub Premier League musim ini, hanya ada dua nama pengusaha dari Asia.

Selain Sheikh Mansour, ada keluarga Srivaddhan­aprabha yang menguasai saham di Leicester City. Keluarga jutawan dari Thailand itu membeli 100 persen saham The Foxes setelah pada 2011 membeli saham minoritas yang dimiliki pengusaha Indonesia bernama Iman Arif.

Dari sekian banyak pemilik saham, dominasi jutawan dari Inggris masih belum terganti di Premier League. Secara keseluruha­n, ada delapan klub yang dikuasai jutawan asli dari Inggris. Dari luar Inggris paling banyak dari Amerika Serikat. Termasuk Stan Kroenke, ada empat jutawan lain dari AS. Lalu, ada dua pengusaha Rusia serta satu pengusaha Wales, Italia, dan Swiss. (ren/co2/ham)

LEICESTER

City memang penguasa klasemen Premier League. Tetapi, bursa tetap tidak berani menjagokan mereka kala menantang Liverpool. Asian Handicap memberikan kepada Leicester di Anfield malam nanti.

½

( ren/ c23/ ham)

Imbang

Saat itu, Leicester menjamu Manchester City.

Ya, dari sisi perolehan poin selama 2015 (dari Januari–Desember 2015), Wes Morgan dkk memang masih kalah dari Arsenal yang bisa meraup 78 poin. Hanya, Leicester masih lebih perkasa jika dibandingk­an dengan perolehan poin Chelsea sebagai juara bertahan Premier League yang hanya 59 poin.

Tim berjuluk The Foxes itu selama 2015 mengumpulk­an 66 poin. Apabila dalam dua laga terakhir melawan Liverpool dan City bisa diakhiri dengan enam angka, perolehan poin per tahun Leicester akan lebih bagus daripada tahun lalu. Separo musim di Premier League dita- Leicester Menang

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia