Penawar Letih Penutup Trilogi
THE RAIN
JAKARTA – Setelah hit Terlatih Patah Hati, kemudian Gagal Bersembunyi, band The Rain merilis single Penawar Letih pada 18 November yang menjadi penutup dari trilogi lagu tersebut. Saat ini, band beranggota Indra Prasta, Aang Anggoro, Ipul Bahri, dan Iwan Tanda sedang disibukkan promo sekaligus menyiapkan klip single terbaru itu. The Rain melibatkan The Rain Keepers –sebutan untuk penggemar mereka– dalam klip tersebut.
The Rain Keepers bisa mengirimkan video singkat, tidak lebih dari 10 detik, bersama penawar letihnya (bisa orang tua, pasangan, anak, dan lain-lain) atau berupa pesan singkat yang ingin disampaikan kepada penawar letihnya. ’’Nanti digabungkan dan ditampilkan di klip ofisial Penawar Letih,’’ papar Indra, sang vokalis, di redaksi Jawa Pos di Jakarta. Konsep klip tersebut melanjutkan dua single sebelumnya yang juga melibatkan banyak orang dan terasa lebih personal.
Indra mengungkapkan, peran The Rain Keepers sangat besar. ’’Mereka ajaib banget. Sedang populer atau enggak, mereka tetap support,’’ ucapnya. Hal itu membuat anakanak The Rain terus bersemangat untuk merilis karya.
Bukan hanya karya musik, band asal Jogja tersebut juga pernah mengeluarkan karya nonmusikal seperti komik dan novel. Indra menulis ceritanya. Gambarnya dibuat Aang (drummer) yang juga seorang ilustrator dan graphic designer.
’’Karena setelah diamati, mayoritas penggemar kami adalah penyuka kata-kata,’’ tambah Aang. Salah satu kekuatan The Rain adalah lirik.
Band yang berdiri selama 14 tahun tersebut menargetkan untuk me- launching album terbaru berjudul Jabat Erat paling lambat Mei 2016 atau enam bulan setelah rilis Penawar Letih.
’’Ini jeda terlama dari album sebelumnya pada 2012. Kami biasanya keluarin album dalam dua tahun,’’ lanjut Iwan. Materi untuk album yang judulnya diambil dari salam khas The Rain tersebut sudah terkumpul 70 persen. Pada Januari, mereka akan kembali menyibukkan diri di studio.
Menyadari industri musik saat ini bergeser ke ranah digital, The Rain tetap merilis album fisik, tetapi jumlahnya terbatas. ’’Album fisik sekarang memang lebih sebagai merchandise,’’ ujar Indra. Mereka yakin support penggemar menjadi amunisi untuk terus berkarya. (nor/co2/jan)