Jawa Pos

Hermann Tilke Tunggu Pembayaran

-

JAKARTA – Penunjukan sebagai tuan rumah MotoGP 2017 membuat pemerintah Indonesia harus merenovasi Sirkuit Sentul. Tujuannya, sirkuit sesuai standar Dorna Sports, penyelengg­ara event.

Tahap pertama pun telah dilakukan dengan memakai jasa konsultan asal Jerman Hermann Tilke. Tak perlu lagi ditanya kemampuan dia. Sebab, sudah banyak sirkuit yang menjadi tuan rumah MotoGP yang merupakan rancangann­ya.

Tahun ini sudah dua kali Tilke datang ke Indonesia, pada Juni dan Agustus. Setelah meneliti secara langsung, dia membuat rancangan sirkuit baru.

Rancangan tersebut, menurut pemilik Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto, adalah pekerjaan tahap pertama. ’’Sudah beres. Dia kan sudah sodorkan desain rancangan yang baru. Selain tikungan yang dibuat sedikit melengkung, ada beberapa perubahan besar yang dibuat,’’ kata Tinton kemarin.

Rancangan tahap kedua akan menyentuh hal-hal dasar di luar sirkuit. Baik itu penempatan tribun, hotel atau apartemen, paddock, hingga prasarana lainnya. Rancangan tahap kedua tersebut merupakan bagian dari masterplan yang selama ini diminta pihak Dorna.

Sialnya, Tilke belum menyodorka­n rancangan itu secara detail. Sebab, biaya desain dan konsultasi senilai USD 1 juta atau Rp 14 miliar belum dibayar. Tinton perlu melunasiny­a agar masterplan segera kelar.

Tinton mengungkap­kan, pria 60 tahun itu rela bekerja meski belum dibayar karena yakin Indonesia akan sukses jadi tuan rumah MotoGP. ’’Masterplan ini kan dibuat Hermann dan satu paket dengan desain. Proses topografi juga sudah selesai. Namun ya, sebelum menyelesai­kannya, dia minta agar dilakukan tanda tangan kontrak. Kalau ada kontrak, kan saya harus siapin dulu uangnya,’’ katanya.

Tinton enggan menyebut dari mana uang itu akan dicari. Secara tersirat, bisa saja uang tersebut didapat dari swasta ataupun pemerintah. Namun, yang jelas, dia meminta keputusan presiden segera kelar. ’’Keppres itu jadi pegangan saya. Setelah keppres keluar, masterplan bisa cepet keluar. Saya jamin itu,’’ imbuhnya.

Menyikapi hal tersebut, juru bicara Kementeria­n Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto meminta Tinton bersabar. Dia mengatakan bahwa keppres sudah memasuki tahap final. Awal Januari, keppres akan diketok.

Setelah hal itu terjadi, mau tak mau masterplan tersebut harus segera diselesaik­an. Gatot merasa tugas pemerintah amatlah banyak. Selain mengurusi pembayaran EUR 7 juta (Rp 104,3 miliar), pemerintah harus memenuhi persyarata­n lain yang diminta seperti masterplan itu. (wam/c17/nur)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia