Penyewa SPBU Belum Lepas Lahan
Proyek FR Barat Terganjal Lagi
SURABAYA – Target meratakan tanah di lahan SPBU Jalan A. Yani pekan ini sebagai kelanjutan proyek frontage road (FR) terganjal lagi. Sebab, pihak penyewa SPBU belum mengizinkan pemkot untuk merobohkan beberapa bangunan di kompleks SPBU tersebut.
Berdasar pantauan Jawa Pos, hingga kemarin pengendara belum bisa leluasa menggunakan frontage road (FR) sisi barat Jalan A. Yani. Tepat sebelum lahan SPBU, pagar tinggi masih membatasi warga untuk lewat. Plakat vertikal SPBU juga masih berdiri.
”Sekarang terhambat penyewanya. Kami tidak diizinkan membongkar,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya Erna Purnawati kemarin (25/12)
Menurut dia, pihaknya sudah beberapa kali menemui pengelola SPBU. Namun, manajemen perusahaan mengaku pengerjaan proyek dikhawatirkan mengganggu operasional.
Akibatnya, pembangunan FR sisi barat Jalan A. Yani itu harus tertunda lagi. Dia mengaku akan melakukan pertemuan lagi dengan pihak penyewa agar lahan tersebut bisa segera diratakan. ”Lantamal sebagai pemilik lahan juga kaget ketika mendapat informasi tersebut,” kata Erna.
Dia menjelaskan, dinas PU sebenarnya sudah menjamin bahwa akses keluar masuk SPBU bakal diatur selama proyek berlangsung. Artinya, operasional SPBU tetap bisa berjalan. ”Sebenarnya, mereka tidak perlu khawatir,” terang Erna.
Kini, proyek itu dipastikan tertunda hingga pekan depan. Jika negosiasi lancar, paling cepat Senin (28/12) proyek perataan lahan bisa dilanjutkan. Pemkot akan lebih dahulu merobohkan pagar pembatas SPBU serta papan reklame vertikal di bagian depan. Pengaspalan dipastikan baru bisa dilaksanakan tahun depan.
Pengerjaan fisik lahan FR di SPBU itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Pemkot berencana tidak mengubah konstruksi tanah lantaran sudah sangat keras. Paving di SPBU tersebut akan tetap dibiarkan, tinggal diratakan dengan tanah.
Alumnus ITS itu menambahkan, pemkot menargetkan FR di lokasi tersebut harus tersambung sebelum akhir Desember. Karena itu, pengerjaan lahan mesti selesai dalam tiga hari jika pengerjaan dimulai Senin mendatang.
Sementara itu, Manajer SPBU Suprijanto mengaku menolak pembangunan lantaran belum ada koordinasi lanjutan dengan pemkot. Menurut dia, pembongkaran pagar akan berpengaruh pada keamanan. Sebab, warga bisa masuk sembarangan ke SPBU. Dia mengaku khawatir ada yang merokok dan memicu kebakaran.
Belum lagi masalah akses konsumen. Selama ini, pada jam sibuk pagi, antrean konsumen mengular. Kalau pagar dibuka, kendaraan bisa mengantre makin panjang dan malah menimbulkan kemacetan. ”Pagar itu untuk safety. Kalau dibongkar, bisa lepas kontrolnya. Kami enggak masalah kalau ada komunikasi dulu,” katanya.
Suprijanto mengatakan, hari ini (26/12) pihak PU berencana menemuinya. Dia mengaku akan menyampaikan keluhan terkait tidak adanya pembukaan jalur baru pembongkaran. ”Seharusnya, in out armada diatur dulu agar bisa masuk SPBU,” katanya. (nir/c6/fat)