Jawa Pos

Diduga Depresi, Pria 30 Tahun Bakar Diri

-

SURABAYA – Kemarin pagi (25/12) warga di sekitar makam Rangkah Timur dikejutkan ulah Hasun yang berusaha membakar diri. Untung, upaya bunuh diri itu bisa digagalkan warga, meski pria 30 tahun tersebut akhirnya menderita luka bakar parah.

Sejumlah saksi mata menuturkan, Hasun keluar dari tempat kosnya di Jalan Kapasan Baru IA kemarin pagi dengan berjalan kaki. Setelah itu, dia membeli sebotol bensin di sebuah toko dan menentengn­ya ke makam. Sekitar pukul 08.00, dia sudah berada di areal belakang paling timur makam. Di tempat itu, sudah ada Dul Sholeh, 39, yang sedang mencari rumput untuk kambing-kambingnya

Soleh mengaku kenal Hasun dan sering melihatnya bermain biliar di kawasan Rangkah. ”Saya kira dia (Hasun, Red) mau bakar-bakar sampah,” ujarnya.

Tanpa perasaan curiga, Soleh melanjutka­n aktivitas mencari rumput untuk kambingnya. Sesekali dia juga melihat tiga warga yang sedang asyik bermain burung dara.

Tak berselang lama, ayunan sabit Soleh tiba-tiba terhenti. Dia mendengar suara orang merintih plus kobaran api. Dia langsung berdiri dan mengarahka­n pandangan ke asal suara. Ternyata, rintihan kesakitan itu berasal dari Hasun yang sedang terbakar.

”Hasun kobong, njaluk banyu pak RT!” teriak Soleh. Tiga orang yang sebelumnya asyik bermain burung dara di sekitar kawasan itu langsung berlari ke rumah pak RT. Mereka saling membantu mengambil air dari dalam sumur.

Namun, upaya memadamkan api yang membakar tubuh Hasun tidak berjalan mulus. Soleh dan kawan-kawannya kesulitan menghentik­an kobaran api di tubuh Hasun yang sudah terjatuh dan berguling-guling. Api baru bisa padam setelah warga lain berdatanga­n dan ikut menyiramka­n air ke tubuh Hasun. ”Sekujur tubuhnya terbakar. Hanya mata kanan yang tidak kebakar,” tambah Soleh.

Petugas Polsek Simokerto yang mendapat informasi itu langsung mendatangi lokasi terbakarny­a Hasun. Bersama warga, polisi mengevakua­si Hasun yang terus merintih kesakitan gara-gara luka bakar. Upaya membawa Hasun ke rumah sakit sempat terkendala. Mobil patroli maupun ambulans sulit masuk ke area makam karena jalan yang sempit. ”Akhirnya, dia (Hasun, Red) dinaikkan ke Tossa (merek motor gerobak roda tiga, Red) dan dibawa ke rumah sakit,” imbuh Soleh.

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soewandhie, para tenaga medis langsung melumuri tubuh Hasun dengan salep khusus. Setelah itu, seluruh tubuh Hasun dibalut perban.

Kemarin Polsek Simokerto yang menangani kasus percobaan bunuh diri itu juga langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas menemukan beberapa barang bukti. Antara lain, botol bensin dan sandal yang digunakan Hasun. ”Kami juga meminta keterangan para saksi,” jelas Kapolsek Simokerto Kompol Herman Hosnol Fajar.

Salah seorang saksi yang dimintai keterangan adalah Jupri, paman Hasun. Kepada polisi, dia mengungkap­kan bahwa Hasun memiliki riwayat depresi. Bahkan, Hasun dua kali menjalani terapi di RS Jiwa Menur.

”Jika dilihat dari tindakan pelaku yang nekat mengakhiri hidupnya, mungkin ada pemicu yang membuat gejala depresi itu tidak tertahanka­n. Masih kami selidiki pemicunya,” tutur Herman.

Namun, Herman memastikan bahwa percobaan bunuh diri itu tidak disebabkan faktor ekonomi. Sebab, Hasun berasal dari keluarga mampu.

Hingga berita ini diturunkan, Hasun masih dirawat di RSUD dr Soewandhie. Dia menderita luka bakar sekitar 80 persen. Banyak kulitnya yang mengelupas. Jika memang dibutuhkan, Hasun akan dirujuk ke RSUD dr Soetomo untuk menjalani perawatan selanjutny­a. (all/c11/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia