Jawa Pos

Ekspor Furnitur Diharapkan Lebih Agresif

-

GRESIK – Dinas Koperasi, UKM, Perindustr­ian, dan Perdaganga­n (Diskoperin­dag) Gresik mencatat total nilai ekspor USD 925 juta sampai Oktober lalu. Ekspor produk furnintur diharapkan terus berkembang. ” Tahun ini ada enam pengusaha furnitur yang mengirim produknya ke luar negeri. Mereka membukukan ekspor USD 18 juta,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Perdaganga­n Kabupaten Gresik Djikin Isnomo.

Angka itu memang belum maksimal. Sebab, nilainya masih jauh di bawah hasil minyak yang mencapai lebih dari USD 595 juta. Juga masih kurang dibanding ekspor bahan kimia USD 78 juta. Namun, Djikin berharap para pengusaha furnitur lebih agresif dalam berburu dolar. ”Saya pikir masih banyak peluang yang berkembang. Potensinya masih besar,’’ katanya.

Mengapa begitu? Djikin mengingatk­an peluang produk furnitur dalam era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Sebab, furnitur Kota Pudak diyakini mampu bersaing di pasar bebas. Menurut dia, produk furnitur Kota Pudak memiliki keunggulan sendiri. Furnitur rotan dari Menganti, misalnya, digemari banyak wisatawan asing.

Djikin menjelaska­n, Diskoperin­dag Gresik terus berupaya menggenjot nilai ekspor. Hal itu bisa dilihat dari nilai ekspor yang terus menanjak dalam tiga tahun terakhir. Pihak dinas rutin mengadakan pelatihan ekspor untuk pengusaha. ”Kami terus sosialisas­ikan untuk mendorong pengusaha masuk ke pasar luar negeri,” terangnya.

Data diskoperin­dag menyebutka­n, PT Wilmar Nabati Nusantara masih konsisten menjadi raja ekspor dari Gresik. Perusahaan itu telah mengumpulk­an nilai ekspor USD 595 juta tahun ini. Selain itu, pengusaha kayu olahan berkembang pesat. Tahun ini tercatat lima pengusaha kayu olahan yang mulai merambah ekspor. Selain Asia Tenggara, mereka menyasar negara-negara Asia lain. (hen/c22/roz)

GRESIK – Dengan upah minimum kabupaten tertinggi di Jawa Timur, sekitar 45 ribu pekerja industri di Kota Giri belum punya tempat tinggal sendiri. Mereka sangat membutuhka­n rumah bersubsidi. Sebab, lahan kini semakin sempit.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Gresik mencatat, kini ada sekitar 90 ribu pekerja di sektor industri manufaktur. Mereka adalah pekerja di level produksi. Upah mereka ratarata sekitar Rp 3 juta per bulan. Namun, baru separo yang punya rumah sendiri. Yang lain masih mengontrak, indekos, atau menumpang

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia