Kapasitas 25 Juta Penumpang Per Tahun
Kepala Dishub LLAJ Jatim Wahid Wahyudi pun berpikiran sama. Dia berharap terminal baru bisa secepatnya dibangun.
’’Kalau 2016 untuk mematangkan desain dan pembebasan lahan, mudah-mudahan pembangunannya bisa dimulai 2017,’’ kata Wahid kemarin (25/12).
Dia meyakinkan bahwa pembangunan terminal dan runway baru bakal menambah kapasitas Bandara Juanda berlipat-lipat. Proyek itu juga akan sangat signifikan mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 dan 2 yang selama ini tergolong tinggi. ’’Lokasi terminal 3 nanti di timur T1. Sebagian landasannya di atas laut,’’ terang Wahid.
Saat ini, mayoritas lahan yang di atasnya akan dibangun terminal 3 masih berupa tambak. Begitu pula lokasi runway yang nanti mereklamasi pantai. Diharapkan, terminal anyar nanti mampu menampung 70 ribu penumpang setiap hari atau 25 juta penumpang per tahun. Kapasitas 70 ribu penumpang per hari itu sama dengan gabungan jumlah penumpang pada peak season di terminal 1 dan 2. ’’Pembangunan T3 dan runway baru terintegrasi dengan kawasan pusat perdagangan, perkantoran, dan permukiman,’’ imbuh Wahid.
Fakta peningkatan jumlah pe- numpang di Bandara Juanda juga terlihat saat puncak masa angkutan Natal dan tahun baru. Pada Rabu lalu (23/12), jumlah penumpang mencapai 64.499 orang. Peningkatan itu termasuk signifikan karena lebih dari 14 persen bila dibandingkan dengan hari yang sama tahun lalu.
Sementara itu, General Manager Angkasa Pura (AP) I Juanda Kolonel Laut (P) Yuwono optimistis jumlah penumpang sampai 31 Desember 2015 melebihi tahun lalu. Berdasar data kepadatan lalu lintas udara hingga November 2015, jumlah pesawat dan penumpang meningkat masing-masing 0,31 persen dan 1,62 persen. ’’Tren airline sekarang mengoperasikan pesawat berkapasitas besar,’’ tegasnya.
Tunda Lapter Bawean Sementara itu, rencana pengoperasian Lapangan Terbang (Lapter) Bawean pada 2016 tampaknya batal direalisasikan. Kementerian Perhubungan berencana menambah panjang landasan pacu di lapangan terbang tersebut. Saat ini, panjang landasan hanya 900 meter dengan lebar 23 meter.
Sebenarnya, kondisi landasan yang ada saat ini sudah bisa menampung pesawat balingbaling tunggal. Pesawat jenis itu hanya menampung 12 orang. Agar pesawat dua baling-baling bisa masuk, panjang landasan harus 1,4 kilometer. Karena itu, butuh penambahan sepanjang 500 meter.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Fattah Jasin Pemprov Jatim mengatakan, tahun ini sebenarnya ada dua agenda proyek Lapter Bawean. Yakni izin lingkungan dan penambahan panjang landasan pacu. Dari dua agenda itu, baru izin lingkungan yang selesai. ”Penambahan landasan pacu ditunda,” katanya.
Dia menambahkan, penambahan panjang landasan pacu akan disesuaikan dengan kebutuhan pesawat dua baling-baling. Anggaran dan pengelolaannya langsung dari Kementerian Perhubungan.
Penambahan panjang landasan itu didasarkan pada pertimbangan arus keluar masuk di lapangan terbang tersebut. Daya angkut pesawat baling-baling tunggal sangat terbatas, sehingga hanya memungkinkan membawa penumpang dan bawang bawaan. Padahal, lapangan terbang itu juga bisa dimanfaatkan untuk usaha ekspedisi atau pengiriman barang.
Berbeda jika lapangan tersebut bisa dilalui pesawat dua balingbaling yang kapasitasnya jauh lebih besar. Komoditas ekonomi, seperti ikan, bisa diangkut menggunakan pesawat tersebut. ”Karena itu, kami kembangkan dulu sesuai kebutuhan dan pertimbangan aspek ekonomi,” ucap Fattah. (sep/ riq /c19/fat)