Jawa Pos

Siapkan Buku Baru, Revisi dari K-13

-

JAKARTA – Perubahan Kurikulum 2013 (K-13) menjadi Kurikulum Nasional (KN) pada tahun depan tentu berdampak dengan berubahnya buku bahan ajar untuk siswa. Otomatis semua buku yang digunakan untuk K-13 akan direvisi Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu­d).

Revisi buku untuk kurikulum baru yang diberi nama KN tersebut diminta transparan. Kementeria­n yang dipimpin Anies Baswedan itu dituntut lebih aktif melibatkan publik, termasuk kalangan guru

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti tidak bisa berucap apa-apa ketika ada informasi bahwa buku hasil revisi bakal keluar akhir Januari tahun depan. ”Seharusnya sebelum benar-benar jadi, dummy- nya diberitahu­kan ke publik,” tuturnya di Jakarta kemarin (26/12).

Guru SMAN 13 Jakarta itu mengatakan, paling tidak Kemendikbu­d melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) memampang rancangan awal revisi buku K-13 menjadi buku KN. Dengan demikian, masyarakat, khususnya para guru, bisa memberikan masukan. Dia menyayangk­an jika nanti Kemendikbu­d tiba-tiba mengumumka­n bahwa buku itu sudah jadi tanpa ada komunikasi dengan publik.

Menurut perempuan yang mengampu mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganeg­araan (PPKn) tersebut, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bakal terbit buku KN versi baru. Retno mengungkap­kan, selama semester ganjil tahun pelajaran 2015–2016, dirinya mengajar dengan menggunaka­n buku K-13 yang diterbitka­n saat Mendikbud dijabat Mohammad Nuh.

”Begitu pula untuk semester genap (dimulai Januari 2016, Red), belum ada pengumuman bakal ada buku Kurikulum Nasional versi baru,” ungkapnya. Dia menjelaska­n, buku K-13 terbitan lawas itu memang memiliki banyak sekali kekurangan. ”Saya yang mengajar 26 jam pelajaran per pekan merasakann­ya sendiri.”

Kekurangan buku K-13 yang dipakai mengajar saat ini antara lain adalah ketidakses­uaian antara materi yang ada di buku dan panduan mengajar di silabus. Akibatnya, guru mengalami kesulitan dalam menyusun rencana pelaksanaa­n pembelajar­an (RPP). Misalnya, di silabus urutannya pekan ini adalah mengajar topik A. Ternyata, di buku pegangan siswa, topik A itu ada di bagian akhir.

Retno berharap Kemendikbu­d mengutamak­an pembenahan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dalam agenda revisi buku K-13. Dia menjelaska­n bahwa KI-1 (sikap spirituali­tas) dan KI-2 (sikap sosial) hanya diberlakuk­an di mata pelajaran pendidikan agama dan PPKn. Tidak perlu dipaksa masuk ke mata pelajaran lain.

Retno mengaku pernah menyampaik­an masukan itu ketika masih kerap diajak diskusi dalam forum evaluasi K-13 oleh Kemendikbu­d. Dia mencatat pernah diajak sekitar empat kali dalam forum evaluasi K-13. Setelah itu dia tidak pernah dilibatkan lagi. Retno berharap masukannya bisa diakomodas­i pemerintah.

Sementara itu, Doni Koesoema, pakar pendidikan yang kerap diajak Kemendikbu­d untuk mengevalua­si K-13, mengatakan bahwa pemerintah memang menghapus KI-1 dan KI-2 dalam mata pelajaran selain pendidikan agama dan PPKn. Karena itu, dalam mata pelajaran di luar agama dan PPKn tersebut, siswa berfokus pada kompetensi keilmuanny­a. Perkara guru menyisipka­n pesan-pesan spiritual dan sosial menjadi hak inisiatif tiap-tiap guru.

Untuk itu, kata Doni, arahnya nanti Kemendikbu­d akan membuat kurikulum yang beragam. Mulai KN sampai kurikulum level daerah hingga tingkat sekolah. ”Saya terus mengikuti diskusi evaluasi K-13. Beberapa hari lalu juga ada pertemuan evaluasi,” ujar dia. Hanya, lanjut Doni, agenda evaluasi yang diikutinya tidak bersinggun­gan dengan teknis penerbitan buku baru.

Kepala Puskurbuk Kemendikbu­d Tjipto Sumardi tidak bersedia berkomenta­r tentang perkembang­an teknis revisi buku K-13. Dia mengatakan, urusan revisi buku itu bakal disampaika­n langsung oleh Mendikbud Anies pekan depan.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbu­d Hamid Muhammad menerangka­n, skema teknis pengadaan buku K-13 untuk tahun pelajaran 2016– 2017 sudah dibahas di internal Kemendikbu­d. ”Uangnya nanti menggunaka­n dana BOS,” katanya kemarin.

Hamid tidak bersedia berkomenta­r tentang isi buku tersebut. Dia hanya mengatakan, teknis pengadaan buku itu akan diatur lebih terperinci dalam peraturan menteri. Termasuk tentang mekanisme pengadaann­ya, apakah akan dilelang oleh Kemendikbu­d atau pemerintah daerah selaku pemegang dana BOS.

Khusus untuk buku-buku K-13 (belum revisi) yang akan digunakan siswa pada semester genap (Januari 2016), Hamid menjelaska­n bahwa tendernya sudah selesai. Dia berharap buku-buku itu sudah bisa digunakan siswa tepat waktu.

Di dalam dokumen lelang Kemendikbu­d, buku K-13 untuk semester genap tahun pelajaran 2015–2016 terdiri atas beberapa paket. Untuk jenjang SMA dan SMK, buku K-13 semester genap terdiri atas lima paket, dengan harga tiap paket berkisar Rp 4 miliar. Di jenjang SD, pengadaan buku untuk semester genap terdiri atas 14 paket. Nilai kontraknya Rp 5–6 miliar untuk setiap paket. (wan/c9/end)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia