Jawa Pos

Tambang Giok Longsor Lagi

-

YANGON – Longsor kembali melanda tambang giok Kota Hpakant, Myanmar. Penduduk setempat memperkira­kan, ada sekitar 50 orang yang tertimbun pada petaka yang terjadi Jumat (25/12) tersebut.

Sebulan lalu longsor juga terjadi di area yang sama dan menewaskan lebih dari seratus pekerja. Sampai kemarin (26/12), pencarian para penambang yang tertimbun itu masih terus dilakukan. ’’Proses penyelamat­an saat ini telah dilakukan. Kami mencari korban tewas. Tapi, kami belum bisa menyebutka­n jumlahnya berapa,’’ ujar pejabat di Kantor Administra­si Hpakant Nilar Myint.

Alat berat didatangka­n ke area longsor yang terletak di Negara Bagian Kachin. Tapi, hingga kemarin siang belum ada satu pun jenazah yang ditemukan. Korban yang tewas adalah penambang keliling yang mencari sisa pecahan batu giok.

Biasanya industri tambang giok yang besar memang menyisakan batu-batu kecil sisa penambanga­n. Itulah yang dicari para penambang keliling tersebut. Longsor yang terjadi di area itu pada November lalu tidak membuat nyali para penambang keliling tersebut ciut untuk datang lagi ke Hpakant. Mereka berani menggadaik­an nyawanya demi terlepas dari jerat kemiskinan.

Giok dari Myanmar memang cukup terkenal. Biasanya, batu-batu tersebut dikirim ke Tiongkok. Penduduk Negeri Panda itu sangat menghargai giok dan menyebutny­a sebagai batu dari surga. Rata-rata pemilik penambanga­n giok adalah para petinggi dan militer Myanmar.

Pada Oktober lalu, organisasi advokasi Global Witness memperkira­kan, nilai produksi batu giok di Myanmar selama 2014 sekitar USD 31 miliar (Rp 421,8 triliun). Namun, yang tercatat di pembukuan pemerintah tak sampai seperempat­nya. Sebab, mayoritas perdaganga­n giok dilakukan secara ilegal. Mereka menyatakan bahwa itu adalah pencurian sumber daya alam terbesar sepanjang sejarah modern. (AFP/BBC/sha/c22/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia