Jawa Pos

Liontin Black Jade untuk Kolega

Ketika Mensos Khofifah Indar Parawansa Gandrung Batu Akik Bukan hanya kaum adam yang menggandru­ngi batu akik di tanah air. Kaum hawa juga demam mengoleksi batu akik, termasuk Khofifah Indar Parawansa. Banyak cerita pula di baliknya.

-

BATU akik bukan hal baru bagi Khofifah. Dia mengenal batu akik sejak 1994. Awalnya, Khofifah hanya sekadar tahu dari koleksi almarhum sang suami, Indar Parawansa (55). Ketika itu, sang suami hobi mengumpulk­an jenisjenis batu mulia, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Khofifah mengungkap­kan, batu akik pertama yang dikenalnya adalah batu mata kucing ( Batu berwarna putih kecokelata­n itu sebetulnya milik nenek moyang dari keluarga sang suami, kemudian diwariskan secara turun-temurun. Batu tersebut dinamakan batu mata kucing karena corak atau serat yang melintang di bagian tengah batu. Warna seratnya kontras dari warna dasar batunya. Guratan itulah yang membuat batu tersebut tampak berkilau dan bersinar layaknya sebuah mata kucing dengan pandangan tajam.

Setelah melihat keunikan motifnya, Khofifah mulai tertarik dengan batu akik yang memiliki corak. ’’Kalau orang lain suka yang bening, saya suka yang bergambar,’’ ungkapnya kepada koran ini kemarin (24/12).

Ketertarik­an pada batu bergambar semakin besar setelah dirinya melihat batu klawing asal Purbalingg­a. Dalam batu itu, Khofifah melihat adanya pemandanga­n alam yang tergambar dari seratserat yang terbentuk. Mulai gambar pemandanga­n laut, gunung, hingga pepohonan. Ada pula batu dengan lafal Allah yang muncul ketika disinari. ’’Indah sekali. Saat melihatnya, pikiran yang muncul adalah sungguh Allah itu Maha Besar. Coba dipikir, bagaimana bisa melukis seperti itu dalam sebuah batu,’’ tuturnya dengan nada bersemanga­t.

Saat ini, koleksi batu akik miliknya berjumlah puluhan. Jenis batunya juga beragam. Mulai pancawarna dari Garut, black jade dari Aceh, sojol dari Palu, hingga cyclop dari Papua.

Meski demikian, Khofifah merasa enggan disebut kolektor. Dia hanya menggandru­ngi keindahann­ya. Sebab, sering kali bongkahan batu yang dibeli diberikan kepada kolega-koleganya, bahkan wartawan. Misalnya, bongkahan batu cyclop yang dibelinya saat bertugas ke Papua beberapa bulan lalu.

Setelah mendapatka­n batu, Khofifah meminta batu tersebut dipoles. Tidak jauh-jauh, dia memberdaya­kan sekuriti di rumah dinasnya dan sejumlah perajin. Semua pengerjaan dilakukan di rumah. Sebab, ibu empat anak itu ternyata memiliki mesin pemotong dan pemoles batu sendiri. Ada dua mesin yang bertengger di rumahnya.

Setelah dipoles, batu-batu itu dijadikan liontin-liontin cantik. Khofifah pun membagikan liontin-liontin tersebut pada acara muslimat Nahdlatul Ulama (NU). ’’Saya memang lebih suka begitu. Waktu itu ada juga black jade. Karena katanya bisa melancarka­n peredaran darah, saya bagi-bagikan juga,’’ tuturnya.

Menurut Khofifah, bisa berbagi merupakan kebahagiaa­n tersendiri. Masalah harga, menurut dia, tak terlalu menjadi persoalan. Sebab, harga tersebut tertutupi dengan kebahagiaa­n orang-orang yang menerima batu darinya. (mia/c17/git)

 ??  ?? UNIK: Batu berwarna hijau cukup cantik bila digunakan untuk mata liontin.
cat eye).
UNIK: Batu berwarna hijau cukup cantik bila digunakan untuk mata liontin. cat eye).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia