Bangga dengan Keluarga
MENJALANI profesi sebagai dosen dan di Baluran membuat Nurdin sering meninggalkan keluarga. Dia tidak memungkirinya. ’’Saya bersyukur punya istri yang luar biasa,’’ ucapnya.
Selama Nurdin tidak berada di rumah, sang istri mencurahkan perhatian kepada tiga anak mereka, Fairuza Hanun Razak, 12; Ashalina Ghina Razak, 8; dan Nizzar Emir Razak, 3,5.
Biasanya, sekali pergi ke Baluran, pekerjaan itu bisa memakan 5–10 hari. Demi mengasuh ketiga buah hatinya, Maylia dari pekerjaan. Pasangan tersebut juga memilih jalan anti- untuk pendidikan anak-anaknya. Tiga anaknya
tunggal. Artinya, Nurdin dan Maylia menjadi guru untuk anak- anaknya setiap hari.
’’Saya memang tidak setiap hari berada di rumah. Namun, apa yang saya lakukan sekarang, ya kembali kepada anak di masa depan,’’ ucapnya.
Nurdin berusaha memberikan pelajaran lewat contoh langsung daripada menasihati. Bila sedang berada di rumah, Nurdin tentu akan meluangkan waktu bersama keluarga. Dia juga kerap mengajak anak-anaknya keluar kota.
Tidak harus selalu ke tempat hiburan, membangun dengan anak bisa dilakukan dengan cara bervariasi. Misalnya, mengajak mereka ke rumah kenalan yang mempunyai pesantren di Jombang. ’’ Tujuannya, mereka bisa sambil belajar. Belajar itu bisa kapan saja dan di mana saja,’’ tambahnya.
Apalagi Hanun mulai menunjukkan minatnya. Dia senang menulis dan sains. Hanun dan adiknya, Asha, sudah mempunyai beberapa buku yang mereka terbitkan sendiri. Bahkan, buku tersebut berbahasa Inggris.
Di usianya yang masih 12 tahun, Hanun mulai diundang untuk presentasi dalam bahasa Inggris. Yang terbaru, dua minggu lalu, gadis manis itu diundang Bank Indonesia untuk presentasi mengenai mangrove. ’’Saya menyadari keluarga saya berbeda dengan keluarga umumnya. Tetapi, saya sangat bangga dengan keluarga ini,’’ tegasnya. (ina/co2/jan)