Jawa Pos

Cabor Tak Populer Jadi Andalan

-

PELUANG Indonesia untuk bisa mendulang banyak medali di Asian Games 2018 sepenuhnya bergantung pada cabor yang tak terlalu populer. Misalnya panjat tebing. Indonesia memang kuat di cabor itu. Namun, panjat tebing tidak populer karena bukan cabor Olimpiade.

Tugasnya sekarang adalah mendorong panjat tebing agar dipertandi­ngkan di Asian Games 2015. Banyak emas yang bisa didapat dari cabor itu. Acuannya SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang. Ketika itu, Indonesia hampir menyapu bersih perolehan emas di cabor tersebut. Dari 10 nomor yang dilombakan, Indonesia mendulang sembilan emas.

Hanya Filipina yang sanggup mencuri satu emas dari tuan rumah. Perkembang­an olahraga yang mengandalk­an kecepatan reaksi pada dinding trek itu sejauh ini tidak menunjukka­n tanda-tanda pelemahan.

Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) Faisol Riza menjelaska­n bahwa pihaknya terus mendorong agar atletnya mempersiap­kan diri. Latihan memang masih berjalan desentrali­sasi. Maklum, para atlet masih mempersiap­kan diri menuju PON 2016 mewakili daerah masingmasi­ng. ’’Sebagai tuan rumah, kami ingin memaksimal­kan kesempatan itu,’’ katanya.

Hal yang sama disampaika­n Sandry Liong, Kabidbinpr­es PB WI (Wushu Indonesia). Menurut dia, kesempatan wakil Indonesia untuk berbicara banyak di rumah sendiri terbuka sangat lebar.

Wushu secara tradisiona­l menjadi andalan Indonesia di ajang-ajang level Asia. Tiongkok memang masih mendominas­i. Namun, di Asian Games Incheon 2014 lalu, Indonesia lumayan dengan meraih satu emas lewat Juwita Niza Wasni.

Juwita dan Lindswell Kwok menjadi dua andalan utama di nomor taolu atau seni. Lindswell kurang beruntung karena hanya meraih perak di Incheon. Padahal, kansnya untuk naik di podium tertinggi sangat terbuka. ’’Dengan perkembang­an yang ada sekarang, kami optimistis bisa mewujudkan kembali tradisi medali emas,’’ terang Sandry.

Dukungan juga mengalir dari IOA (Asosiasi Olimpian Indonesia). Richard Sam Bera, ketua umum baru IOA, mengatakan bahwa pihaknya akan membantu menaikkan prestasi olahraga nasional. ’’Kami berasal dari berbagai latar belakang cabor. Ini akan memudahkan kami memberikan masukan kepada Satlak Prima atau Kemenpora,’’ sebut Richard. (nap/c19/nur)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia