Jawa Pos

Pembelajar­an Optimal karena Satu Guru Dampingi Empat Siswa

Cerita Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo Berkunjung ke Prancis dan Swiss Selama delapan hari, Djoko Pratmodjo berkun- jung ke beberapa SMK dan diploma 2 di Prancis dan Swiss. Dia mendapat- kan ilmu dan wawasan baru yang bisa diterapkan di sekolahnya.

-

BANYAK hal yang berbeda terkait dengan pendidikan Surabaya dan Prancis. Di sana, kegiatan belajar mengajar dilaksanak­an dalam dua bagian. Yakni, tiga hari belajar di perusahaan dan dua hari belajar di sekolah. Hal itu berbeda dengan di Indonesia yang belajarnya lebih banyak di sekolah.

Selain itu, peralatan yang digunakan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar siswa di sana cukup mumpuni. Dalam kunjungann­ya ke jurusan audiovisua­l, teknik komputer jaringan, teknik permesinan, dan teknik kelistrika­n itu, Djoko menyaksika­n bahwa peralatan yang digunakan sangat memadai. ’’Alat-alatnya modern dan disiapkan sekolah,’’ katanya.

Hal itu membuat para siswa bisa mempraktik­kan di perusahaan sekaligus memperdala­m ilmu di sekolah. ’’Di sana, kami juga mengunjung­i sekolah kelautan,’’ jelasnya.

Djoko menjelaska­n, satu kelas hanya dibatasi 20–25 siswa. Berbeda dengan di Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai 36 orang. Yang menarik, seorang guru di sana membimbing 3–4 siswa. Dengan begitu, siswa lebih optimal dalam belajar. Bimbingan yang dimaksud berkaitan dengan banyak aspek. Mulai aspek akademik maupun dukungan moral dan motivasi.

Hal itu dirasa cukup berbeda de- ngan di Indonesia. Sebab, seorang guru menangani seluruh siswa di kelas. Dengan kata lain, seorang wali kelas menangani 36 siswa. Tentu, perhatian dan bimbingan kepada siswa kurang optimal. ’’Saya akan coba praktikkan di sekolah untuk memantau perkembang­an anak didik,’’ katanya. ’’Jadi, satu guru bisa berfokus memantau perkembang­an beberapa anak didik,’’ tambahnya.

Selain Djoko, ada tujuh kepala se kolah lain yang melakukan studi banding pada 12 Desember– 20 Desember itu. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Empat di antaranya dari Jawa Timur. Hanya Djoko yang mewakili Surabaya. Terpilihny­a Djoko untuk be rangkat disebabkan salah seorang siswanya yang juga dikirim ke Prancis.

Siswa tersebut mendapat kesempatan kursus yang dibiayai negara selama dua bulan pada Juni–Agustus. ’’Sekarang siswanya sudah lulus,’’ jelasnya.

Hasil kunjungan itu, kata dia, tentu akan disampaika­n ke pemerintah pusat dan daerah. Apalagi Indonesia juga akan merintis SMK 3 plus 1, yakni tiga tahun untuk pembelajar­an dan satu tahun praktik di perusahaan. (*/co2/ai)

 ??  ??
 ??  ??
 ?? DJOKO PRATMODJO FOR JAWA POS ?? DAPAT ILMU BARU: Djoko (dua dari kiri, belakang) bersama rombongan ketika berkunjung ke salah satu sekolah di Prancis.
DJOKO PRATMODJO FOR JAWA POS DAPAT ILMU BARU: Djoko (dua dari kiri, belakang) bersama rombongan ketika berkunjung ke salah satu sekolah di Prancis.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia