Busana Simpel Rasa Maroko
SURABAYA – Berlatar belakang pendidikan arsitektur membuat desainer busana muslim Lia Afif dikenal punya sentuhan khas. Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) itu baru saja merilis rancangan dengan inspirasi yang sama. Rancangan berjudul Repeticallure itu Lia kombinasikan dengan kain tenun dari Ende, Nusa Tenggara Timur.
Bersiluet A-line, Lia memilih warnawarna yang sedang disukai saat ini. Hijau, biru elektrik, dan hitam. Kombinasi tenun dia aplikasikan pada bagian tengah busana. Dengan ciri khas warna tenun yang lembut, rancangan Lia kali ini terlihat mewah meskipun simpel. ”Kemewahannya saya tambahkan dengan aksesori batu-batuan biar ada kesan bling-bling sedikit,” bebernya.
Motif yang dia gunakan merupakan pengulangan bentuk geometri yang terinspirasi dari bangunan khas Maroko. Arsitektur Maroko, menurut dia, mempunyai ciri khas yang unik sehingga bisa menghasilkan kesan menarik saat diaplikasikan dalam rancangannya. ”Kita akan tetap bisa jadi pusat perhatian meski perilaku kita sopan dan santun. Itu pesan yang ingin saya sampaikan dalam rancangan ini,” tegasnya.
Bahan-bahan jacquard, satin stretch bermotif, dan kain tenun digunakan ibu tiga anak itu untuk menambah kesan sakral. ”Kain tenunnya itu sarat akan makna. Biasanya, kalau di Ende, banyak digunakan untuk upacara-upacara adat,” tuturnya.
Rancangan itu juga ditampilkan dalam event Makassar Islamic Fashion Festival pada November lalu. Saat menjadi guest star pada event tersebut, Lia memamerkan 13 busana Repeticallure.
Wulan Cahyaningrum, model yang sempat mengenakan busana rancangan Lia, mengungkapkan, Repeticallure memang sangat simpel saat dikenakan. Rasa nyaman langsung hadir lewat busana muslim itu. ”Modis, bisa digunakan saat ataupun acara resmi,” terang perempuan asli Lumajang tersebut. (rid/c11/nda)