Jawa Pos

Raksasa Tidur Pembunuh Raksasa

-

LIVERPOOL – Tak berlebihan kalau menyebut Leicester City sebagai tim raksasa. Setidaknya untuk separo musim ini. Dan, sialnya saat Boxing Day tadi malam mereka bersua sang pembunuh raksasa, Liverpool. Hasilnya, Leicester pun tumbang 0-1 di Anfield.

Sebelum Leicester, klub raksasa Premier League seperti Chelsea dan Manchester City pernah merasakan pukulan dari gegenpress­ing ala Juergen Klopp. Chelsea dihajar dengan skor 3-1 (31/10), kemudian City juga dipermak 4-1 (22/11). Apalagi Leicester yang hanya raksasa jadi-jadian.

Sejatinya, Liverpool juga layak disebut tim raksasa berbekal koleksi gelar juara Liga Inggris sebanyak 18 trofi. Hanya, sejak era Premier League mereka tertidur pulas dan tak pernah merasakan gelar

Dan, mereka juga mengawali musim ini dengan lamban.

Baru setelah terjadi pergantian manajer dari Brendan Rodgers ke Juergen Klopp, DNA raksasa mereka kembali dibangunka­n. Hasilnya, mereka menghancur­kan para raksasa Premier League. Tanyakan saja kepada Chelsea dan City bagaimana rasanya. Jadilah mereka pembunuh raksasa.

Kemenangan atas Leicester itu juga membuat Liverpool terus memperbaik­i rekor di kandang. Selama ini, sejak era Klopp mereka sering kesulitan di kandang. Sebelum kemenangan tadi malam, rekor mereka adalah sekali menang, dua seri, dan sekali kalah. Jadi, total hanya mengemas enam poin. Kini, mereka menambah satu kemenangan.

Bandingkan dengan kalau bermain di kandang lawan. Liverpool mencatat koleksi angka sedikit lebih baik. Mereka memenangi dua laga, sekali imbang, dan dua kali kalah. Jadi, kalau ditotal mampu merebut tujuh poin.

Selain Chelsea dan City, Tottenham Hotspur juga salah satu klub top five Premier League yang kecolongan poin. Spurs tertahan tanpa gol pada laga pertama Klopp bersama The Reds (17/10). Yang unik dari semua kemenangan itu karena terjadi di kandang lawan.

Itulah yang membedakan antara victory atas Leicester ini dengan klub papan atas lainnya. Liverpool bukan lagi penakluk raksasa di laga tandang, pun demikian di kandangnya sendiri. Ini sekaligus memutus rekor sulit Jordan Henderson dkk saat bermain di rumah sendiri.

Christian Benteke menjadi sosok yang memutus rekor tanpa kalah tim tamu dalam sepuluh pertanding­an terakhirny­a di Premier League. Benteke menjebol gawang Kasper Schmeichel pada menit ke-63, atau 25 menit setelah dia masuk menggantik­an Divock Origi.

’’Hari ini kami menunjukka­n bahwa kami adalah klub raksasa. Kami layak mendapatka­n tiga angka ini dengan skuad yang hebat, dan pemain yang berkualita­s. Kalau untuk juara? Bersabarla­h sampai akhir musim,’’ ujar Benteke usai laga sebagaiman­a dikutip dari The Telegraph.

Ini adalah gol kedua Benteke ke gawang klub raksasa yang pernah jadi korban Liverpool. Sebelumnya dia juga menyumbang satu gol ke gawang Chelsea. Ini sekaligus membuktika­n dia layak dipercaya kembali di posisi sembilan Liverpool. ’’Dan saya sudah membuktika­nnya di lapangan,’’ lanjutnya.

Dalam laga tadi malam menunjukka­n permainan gegenpress­ing Klopp lebih ampuh dari direct football ala Claudio Ranieri. Buktinya counter attack cepat ala Leicester tidak lagi ampuh. Bahkan, agresivita­s Jamie Vardy dapat diredam pertahanan Liverpool yang kembali diperkuat Dejan Lovren.

Statistik Whoscored menunjukka­n, Vardy hanya mampu melakukan dua kali tembakan dan hanya satu yang on target. Begitu rapatnya permainan gegenpress­ing, tidak ada satu pun pemain Leicester yang bisa melakukan lebih dari sekali tembakan ke gawang.

Selain Vardy, Riyad Mahrez dan Nathan Dyer hanya melakukan satu kali tembakan ke gawang. Perbanding­an tembakanny­a pun mencapai 24 kali untuk tuan rumah, dan hanya enam untuk Leicester! Keputusan Klopp memasang Emre Can terbukti ampuh.

Can bisa membendung tusukan-tusukan Vardy sebelum masuk ke area pertahanan Liverpool. Pun demikian dengan penjelajah­an Mahrez. Gelandang berkebangs­aan Jerman itu sampai melakukan lima kali intersep, terbanyak di antara penggawa Liverpool lainnya.

Sementara Leicester, hasil minor di Anfield ini bukan hanya membuat mereka kehilangan kado menang di hari Natal. Yang lebih menakutkan lagi, Wes Morgan dkk berpeluang besar kehilangan mahkotanya pada Boxing Day kali ini.

Sebab, koleksi 38 poinnya bisa saja disamai Arsenal yang baru main dini hari tadi menghadapi Southampto­n di St Mary Stadium. Apabila The Gunners yang menang, maka merekalah yang memuncaki klasemen di pekan ke-18.

Poin Arsenal akan sama 38. Bedanya, agresivita­s gol Per Mertesacke­r dkk lebih bagus. Arsenal sebelum laga sudah surplus 17 gol, sedangkan Leicester surplus 12. Ambisi Leicester untuk merebut kembali puncak klasemen bisa terganjal. Pada laga pemungkas Premier League pekan depan, Leicester harus menjamu Manchester City. (ren/ham)

 ?? AP PHOTO/JON SUPER ?? LEBIH BAIK: Para pemain Liverpool merayakan gol tunggal kemenangan atas Leicester yang dicetak Christian Benteke (kanan) dalam Boxing Day di Anfield tadi malam.
AP PHOTO/JON SUPER LEBIH BAIK: Para pemain Liverpool merayakan gol tunggal kemenangan atas Leicester yang dicetak Christian Benteke (kanan) dalam Boxing Day di Anfield tadi malam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia