Abu Vulkanis Bromo Hujani Malang
Bandara Abdulrachman Saleh Masih Ditutup
MALANG – Abu vulkanis Gunung Bromo semakin mengarah ke Malang. Sebagian besar wilayah Malang sejak kemarin (8/1) terkena guyuran debu erupsi akibat peningkatan aktivitas Bromo.
Sejak kemarin pagi, sebagian kendaraan melintas dengan debu yang sudah menempel. Banyak juga pengendara motor yang bermasker lengkap dengan kacamata dan helm tertutup. ”Abunya cukup deras. Sejak pagi sudah mulai terasa. Bahkan saat berkendara saja abunya masuk-masuk di mulut,” kata pengendara motor, Simon Alfredo, yang melintas dari Pakis
Kasin, warga Sukun, Kota Malang, juga merasakan dampak abu vulkanis Bromo. ”Duduk sebentar saja, baju dan rambut sudah jadi kotor,” kata Kasin. Bahkan, hujan abu juga dirasakan di Pesantren Bahrul Maghfiroh di kawasan Merjosari, Kota Malang. Pesantren itu kemarin dikunjungi Mensos Khofifah Indar Parawansa terkait dengan peresmian institusi penerima wajib lapor (IPWL) dan pusat informasi-edukasi napza. Bodi mobil yang membawa rombongan Khofifah pun dipenuhi abu vulkanis.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang kemarin mulai membagikan masker kepada warga. ”Kami mengantisipasi bahaya kesehatan akibat guyuran abu vulkanis. Sebab, sejak pagi tadi (kemarin), abu dirasakan masyarakat Malang,” kata Kepala BPBD Kota Malang J. Hartono kemarin.
Petugas membagikan 250 kotak masker di sejumlah lokasi. Di antaranya, di seputar Balai Kota Malang, Jalan Kayutangan, dan Jalan Joyo Agung. Sasaran utama pembagian masker adalah anak sekolah dan pengguna jalan. Mereka adalah kelompok paling rentan terkena dampak buruk abu vulkanis karena beraktivitas di luar rumah.
”(Abu vulkanis) sangat berbahaya, selain ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), juga bisa melukai paru-paru,” jelas dia.
Abu vulkanis yang makin tebal juga berdampak pada pengoperasian Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, yang hingga kemarin masih buka-tutup. Setidaknya, telah terjadi tiga kali penutupan bandara. Maskapai pun siap-siap menanggung kerugian.
Bandara Abdulrachman Saleh tutup kali pertama pada 11 Desember dibuka pada 14 Desember. Penutupan kedua berlangsung tiga hari, mulai 15 hingga 18 Desember. Memasuki awal 2016, bandara ditutup lagi. Terhitung sejak Selasa (5/1) hingga kemarin (8/1), bandara belum juga dibuka untuk penerbangan komersial. Meski telah memasuki hari keempat, belum bisa dipastikan kapan bandara itu dapat beroperasi.
Kepala UPT Bandara Abdulrachman Saleh Suharno mengatakan bahwa penutupan dilakukan karena dampak erupsi Bromo yang telah meluas hingga ke Malang. ”Kalau akhir tahun lalu, abu hanya berada di atas langit bandara. Beberapa hari terakhir abu sudah turun ke wilayah Malang,” jelas Suharno.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Edi Prasojo menyatakan, abu vulkanis terlihat lebih pekat daripada hari biasanya. ”Siang tadi memang abunya amat tebal. Ini menandakan bahwa material vulkanis yang keluar ke udara semakin banyak,” kata Edi kepada Jawa Pos kemarin (8/1).
Dari posko pengamatan PVMBG, abu vulkanis tampak membubung hingga ketinggian 600 meter dari puncak Bromo menuju barat dan barat daya. Angin dilaporkan cukup kencang. Edi menjelaskan, tak aneh bila abu vulkanis Bromo sampai menghujani Malang.
Meski demikian, lanjut Edi, kondisi kegempaan gunung yang terletak di antara Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang itu justru menurun. Penurunan tersebut tampak dari pantauan seismograf Bromo dalam beberapa hari ini. (ika/mik/ lil/lid/muf/mia/JPG/c10/c9/agm)