Jawa Pos

Kuncinya Komitmen Pemimpin Daerah

-

Evaluasi kerja sama daerah dengan lembaga luar negeri jarang diungkap. JPIP mewawancar­ai Dina Limanto, konsultan berbagai lembaga donor internasio­nal. Dina saat ini menjabat program manager Kompak (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahter­aan) Jawa Timur yang merupakan program bantuan teknis yang didanai DFAT-Australia.

Apa urgensi kerja sama daerah dengan lembaga luar negeri?

Dalam pandangan saya, kerja sama dengan lembaga donor akan ada semacam penerapan ide-de baru atau terobosan-terobosan. Selain itu, donor-donor tersebut membawa nilai-nilai good governance melalui pelibatan masyarakat dan LSM, transparan­si dan akuntabili­tas, bantuan finansial alternatif non-APBD dan APBN, serta peningkata­n kapasitas untuk staf-staf pemda. Bidang kerja sama apa yang dilakukan? Program-program yang saya tangani sejak 1998 berfokus pada bantuan teknis serta peningkata­n kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah, terutama dalam pelayanan publik.

Agar kerja sama berhasil, siapa saja yang seharusnya terlibat?

Paling penting adalah komitmen kepala daerah dan DPRD bila ada komitmen pembiayaan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran pimpinan SKPD (dinas/badan/kantor). Sebab, meski komitmen bupati atau wali kota bagus, kalau dinas terkait kurang antusias, kurang berjalan juga. Aktor lainnya? Biasanya ada multi-stakeholde­r yang keberadaaa­n mereka diperhatik­an. Misalnya, tokoh-tokoh agama sangat penting untuk ikut menyuaraka­n (kepentinga­n masyarakat). LSM yang bagus biasanya menjadi pemerhati. Apa penghambat kerja sama? Penghambat yang lebih banyak adalah belum berubahnya mindset aparat. Biasanya bupati dan kepala SKPD sudah oke (berkomitme­n), tapi mindset pelakunya (staf) terkadang sulit berubah. Karena merasa pelayanan yang biasabiasa saja sudah berjalan, mereka tidak perlu lagi melakukan perubahan. (wawan/jpip)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia