Sudah Bisa Naik Motor dari Kelas V SD
MEWARISI hobi bapaknya juga terjadi pada Handika Indrajanthy Putrie. Putri Indrodjojo Kusumonegoro alias Indro Warkop tersebut merupakan penyuka motor gede (moge). Perempuan 38 tahun itu bahkan menganggap dua moge HarleyDavidson miliknya, WL 51 (750 cc) dan Diana 95 (1.340 cc), sebagai pacarnya.
Sedari kecil Iput –sapaan akrabnya– sudah dikenalkan bapaknya dengan motor. Sebagai dedengkot moge Indonesia, wajar Indro mengajak anaknya ikut hobi kesayangannya. Bahkan, Iput sudah bisa naik motor sejak kelas V SD. ” Tapi tak pernah diizinkan bawa sendiri,” katanya lalu tertawa. Meski hobinya sama, Iput mengaku jarang bisa touring bareng. ”Susah buat bisa motoran bareng bapake. Terakhir 2013. Ke Bali,” katanya.
Iput menceritakan, dirinya sejak kecil memang pribadi yang tidak begitu dekat dengan kedua orang tuanya. Maksudnya, dia tidak seperti anak-anak lain yang dapat bercerita apa pun ke ibu atau ayahnya. Terlebih, ayahnya yang merupakan figur publik membuat Iput malah merasa jauh. ”Pasti senang sih kalau bisa dekat banget dengan orang tuanya,” ucapnya.
Iput saat ini bekerja sebagai account manager di salah satu perusahaan periklanan di Jakarta. Bekerja di dunia kreatif dia lakoni sejak masih mengenakan seragam putih abu-abu. Hal itulah yang membuat dia kini memiliki banyak sekali teman.
Di bagian lain, anak (almarhum) Wahyu Sardono alias Dono Warkop mencatat prestasi di bidang akademik yang luar biasa. Andika Aria Sena, anak pertama Dono, bergerak di bidang industri kreatif. Sedangkan adiknya, Damar Canggih Wicaksono, mendapat beasiswa kuliah teknik nuklir di Swiss.
Dari pernikahannya dengan Titi Kusumawardhani, Dono dikaruniai tiga anak laki-laki yang sekarang telah sukses dalam pendidikan masing-masing. Mereka adalah Andika, Damar, dan Satrio Sarwo Trengginas.
Andika yang merupakan lulusan advertising di Universitas Indonesia mengawali karir di RCTI. Selama delapan tahun Andika bekerja di bawah naungan MNC Group.
Selain itu, Andika ternyata salah seorang pendiri Creative Room, sebuah sekolah yang mengembangkan bakat kreatif para muridnya. ”Berjalannya baru setahun ini sih,” ujarnya.
Andika menjelaskan, Creative Room didirikan pada akhir 2014 bagi mereka yang ingin belajar mengenai kreativitas. Selain itu, tujuan didirikannya sekolah tersebut adalah menjadi wadah atau sarana untuk mempermudah para lulusan SMA yang ingin masuk fakultas seni rupa dan desain di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. (nug/wik/kar/c9/ano)