Jawa Pos

Pilih Kursus di Jalanan

-

SEKITAR dua tahun bertugas di Indonesia, Manoj Arora memilih belajar bahasa secara otodidak. Sempat kursus resmi enam bulan, dia merasa cukup. Sebab, ternyata kata dalam bahasa Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan kata di kampung halamannya, India.

”Bahasa Indonesia itu ternyata bahasa asing paling mudah saya pelajari dibandingk­an bahasa lainnya. Mungkin karena ada banyak kata dan istilah yang sama dengan bahasa asal saya,” kata pria yang menjabat marketing advisor PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) itu.

Dia memerinci satu per satu kata yang dilafalkan secara sama antara di Indonesia dan India. Contohnya, meja, gelas, dan kursi. ”Saya pernah kursus enam bulan. Sehari dalam seminggu. Lama-lama saya sadar, ada banyak kesamaan. Ya sudah, belajar sambil berjalan saja,” kata suami Namita serta ayah Jia dan Ada itu.

Setelah itu, Manoj memberanik­an diri berbicara lebih banyak dalam bahasa Indonesia dengan orang-orang di sekitarnya. Terutama dengan sopir pribadi. Dia meminta agar terus berbicara bahasa Indonesia di setiap perjalanan. Meski, awalnya dia sulit memahami seluruhnya. ”Memang tetap butuh effort, tapi lebih mudah memahami bahasa Indonesia dibandingk­an misalnya mempelajar­i bahasa Vietnam, Tiongkok, atau lainnya,” ujar dia.

Selebihnya, Manoj belajar sendiri dari menonton film. Kebetulan salah satu hobinya di waktu luang selain bermain kriket adalah nonton film. ”Saya beli banyak DVD yang ada subtitle bahasa Indonesia. Di TV kabel juga ada. Itu efektif mempercepa­t saya belajar,” ucap pria yang sudah 17 tahun berkarir di industri otomotif tersebut. (gen/c10/end)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia